PARIS - Paris Saint-Germain mencukur gundul Toulouse 4-0 di Parc des Princes dalam laga pekan ketiga Liga 1, Ahad lalu. Keempat gol tercipta lewat dua gol Eric Maxim Choupo-Moting, Marquinhos, dan own goal bek Toulouse Mathieu Goncalves.
Namun tersimpan rasa getir dalam manisnya perayaan kemenangan tersebut. Dua penyerang andalan PSG, Edinson Cavani dan Kylian Mbappe, mengalami cedera saat laga.
Pada menit ke-14, Cavani meminta keluar dari lapangan sembari berjalan terpincang-pincang. Dugaan awal, penyerang berusia 32 tahun itu mengalami cedera pada panggulnya.
Kubu Les Parisiens masih akan memastikan seberapa parah cedera mantan penyerang Napoli tersebut lewat tes magnetic resonance imaging atau MRI.
"Kami masih menanti pemeriksaan detail dokter, tapi mungkin dia akan absen selama tiga pekan," demikian pernyataan resmi PSG.
Kemudian, pada menit ke-66, giliran Mbappe yang terkapar di lapangan. Pemain berusia 20 tahun itu sampai harus dibantu berdiri oleh dua petugas klub. Hasil pemeriksaan tim dokter, Mbappe mengalami masalah pada otot hamstring.
"Setidaknya Mbappe butuh waktu pulih empat pekan. Ini pun bergantung pada seberapa parah cederanya," demikian pernyataan PSG.
Nahas nasib PSG. Ini adalah badai cedera. Total tujuh pemain inti PSG harus menepi karena cedera. Selain mereka berdua, ada Neymar, Thilo Kehrer, Layvin Kurzawa, Ander Herrera, dan Julian Draxler.
Celaka, tentu saja. Empat dari mereka adalah pemain di lini serang. Walhasil, PSG kini hanya punya tiga penyerang di tim utama, yakni Coupo-Moting, Jese Rodriguez, dan Angel Di Maria.
Wajar, Manajer PSG Thomas Tuchel pusing. Apalagi pada awal musim ini ada dua tim yang bisa mengganggu mereka, yakni Stade de Rennes dan Olympique Lyon.
Rennes, misalnya, mampu menekuk PSG dengan skor 2-1 pada pekan kedua Liga 1 musim ini. Rennes pun mampu mengkonversi tiga laga awal dengan kemenangan dan kini duduk di puncak klasemen sementara.
Sedangkan Lyon mampu memenangi dua laga dengan skor menawan, yakni 3-0 atas AS Monaco dan 6-0 dari Angers.
"Setiap cedera pemain sungguh membuat saya pusing. Saya adalah tipikal pelatih yang bisa bekerja tenang ketika diperkuat semua pemain," kata Tuchel.
Pelatih berusia 45 tahun itu berharap Neymar segera muncul untuk membantu tim. Menurut Tuchel, kondisi cedera Neymar sudah memasuki masa pulih. Absennya bintang Brasil itu lebih disebabkan permasalahan dengan petinggi klub.
Neymar sudah kukuh ingin hengkang dari Paris. Tujuannya adalah Spanyol, Barcelona atau Real Madrid. Dari dalam hati, Tuchel ingin Neymar bertahan. Kemampuan pemain berusia 27 tahun itu masih sangat diperlukan di PSG.
Dengan kata lain, Tuchel masih harus menunggu keputusan akhir antara petinggi klub dan Neymar hingga 2 September atau penutupan bursa transfer Eropa. Jika tak dijual, pemain jebolan akademi Santos itu sudah pasti bisa dimainkan.
"Kalau melihat situasi, sudah saatnya Neymar main di laga melawan Metz, Sabtu mendatang. Namun lagi-lagi itu bukan wewenang saya. Saya hanya bisa berharap masalah ini segera rampung," kata mantan Manajer Borussia Dortmund itu.
Bek PSG, Thiago Silva, ikut berharap Neymar tak akan pergi. Bagi Silva, Neymar adalah pemain penting di klubnya. Sebagai sesama pemain Brasil, Silva sudah membujuk Neymar untuk bertahan di Paris.
"Masalah Neymar sungguh pelik, terlebih fan sempat menyuarakan ketidaksukaan mereka. Namun, jika dia masih bermain di sini, saya yakin akhir musim nanti PSG akan finis dengan senyuman," ujar Silva.
Kabar terakhir tentang saga transfer Neymar, Barcelona masih berupaya meyakinkan PSG untuk menjual sang pemain. Namun PSG masih ngotot bersedia melepas Neymar jika Barcelona mentransfer duit paling sedikit 200 juta euro atau sekitar Rp 3,2 triliun.
Kini kabarnya Barcelona siap memasukkan nama Ousmane Dembele sebagai alat tukar tambah demi menekan harga Neymar.
GOAL | DAILYMAIL | INDRA WIJAYA
