JAKARTA -- Penyelenggara Liga Primer Indonesia menunda kompetisi putaran kedua hingga Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia memutuskan format kompetisi sepak bola di Indonesia. Surat keputusan penundaan itu ditandatangani Manajer Umum LPI Bidang Liga Arya Abhiseka pada Senin lalu.
Putaran pertama kompetisi yang digagas pengusaha Arifin Panigoro itu berakhir pada 28 Mei lalu. Sedianya putaran kedua akan dimulai pada 17 September mendatang. "Kami menunggu keputusan PSSI tentang format kompetisi yang baru. Surat penundaan kompetisi ini sudah kami sampaikan ke seluruh CEO klub," kata Hendriyana, Head of Competition LPI, kemarin.
Dari kompetisi putaran pertama, Persebaya 1927 keluar sebagai pemuncak klasemen, disusul Persema dan PSM pada posisi kedua dan ketiga. Kompetisi ini diikuti 18 klub.
Menurut Hendriyana, Komite Kompetisi PSSI, yang diketuai Sihar Sitorus, sedang menggodok format ideal kompetisi ke depan. Sehubungan dengan hal itu, LPI menyampaikan bahwa penyelenggaraan kompetisi dan seluruh aktivitas klub ditunda sampai adanya keputusan baru PSSI.
Namun LPI tidak melarang jika mereka punya agenda sendiri guna menjaga performa pemain atau menambah pendapatan klub. "Misalnya menggelar pertandingan uji coba yang didukung sponsor," ujarnya.
Dari Kota Batu, Malang, Ketua PSSI Djohar Arifin Husin memastikan Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia akan dilebur menjadi satu kompetisi pada musim kompetisi 2011-2012. Peleburan dilakukan karena LSI dan LPI sama-sama berada di bawah naungan PSSI. "Keduanya pasti digabung karena sama-sama anak PSSI," kata Djohar kemarin.
Menurut Djohar, sudah ada kesepakatan antara Komite Normalisasi dan pihak LPI soal peleburan tersebut. Keputusan peleburan saat ini tinggal menunggu pertemuan antara PSSI dengan semua pemilik dan manajemen klub.
Djohar menjelaskan bahwa PSSI saat ini tak membedakan antara LSI dan LPI, baik klub anggota maupun pemain. Contohnya, saat ini pemain yang bermain di LPI bisa ikut memperkuat tim nasional Indonesia. "Siapa pun berhak bermain di timnas asal mempuni," ujarnya.
Persema Malang mengaku senang jika kompetisi LSI dan LPI dilebur. Ini karena pada tahun mendatang, klub sepak bola profesional sudah tidak boleh menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah sehingga tak semua klub mampu membiayai operasional tanpa APBD. "Peleburan harus dilakukan untuk kelanjutan kompetisi yang menarik," kata CEO PT Singosari Sakti Persema Didied Poernawan Affandi. BIBIN BINTARIADI