Teroris dari Kampung Kumuh
Meja tempat berjualan aneka kue gorengan itu kosong melompong. Tidak ada lagi pisang goreng, tempe goreng, ote-ote (bakwan), dan sambal petis di atas meja berukuran 1 x 1,5 meter itu, kecuali sejumlah lalat yang datang dan pergi.
Biasanya, di situlah Sumiyati, ibunda Khoirul, menjajakan dagangannya. Sumiyati harus membanting tulang agar dapur rumahnya tetap berasap mengingat Amir Slamet, ayah Khoirul, sudah setahun berhenti menjadi sopir angkutan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini