JAKARTA – Surat wasiat menjadi salah satu barang bukti yang disita polisi dalam penggeledahan rumah pelaku teror, Zakiah Aini, di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu lalu. Zakiah adalah pelaku teror di Markas Besar Kepolisian RI.
Berbekal pistol angin, perempuan berusia 25 tahun itu menembakkan enam bola besi berukuran 4,5 milimeter ke personel kepolisian yang berjaga di gerbang utama. Selanjutnya, polisi membalas tembakan yang membuat Zakiah tewas seketika.
Dalam surat wasiatnya, Zakiah meminta maaf kepada orang tua dan keluarga. Ucapan maaf dan sayang diucapkan lebih dari sekali kepada ibu Zakiah. Ia mengatakan sangat menyayangi ibunya, tapi Allah lebih sayang kepada orang yang menempuh jalan nabi/rasul. Tak lupa, Zakiah menyebutkan bahwa aksi jihadnya akan memberikan surga untuk kedua orang tuanya.
Zakiah meminta keluarganya meninggalkan urusan dengan bank lantaran dianggap tak sesuai dengan kaidah Islam. Ia juga meminta keluarganya tak berurusan dengan pemerintah hingga menyebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang ia anggap kafir.
Menariknya, surat wasiat Zakiah punya kemiripan dengan tulisan perpisahan Lukman Alfariz, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Hati Yesus Maha Kudus, Makassar, Ahad lalu. Kesamaan pertama, Lukman meminta maaf dan menyampaikan rasa sayang kepada ibunya. Namun Lukman menyebutkan Allah lebih menyayangi hamba yang mengikuti jalan nabi dan rasul.
Kesamaan lain, Lukman meminta keluarganya meninggalkan urusan keuangan dengan bank. Terakhir, janji Lukman menyelamatkan kedua orang tuanya di surga lewat aksi jihad.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar, menganggap kesamaan isi kedua surat wasiat itu mengindikasikan terdapat hubungan antara aksi teror di Jakarta dan Makassar. "Seperti meminta maaf ke keluarga dan jangan pakai bank," kata Boy, kemarin.
Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Al Chaidar, menduga surat wasiat tersebut merupakan perintah dari mentor kedua pelaku teror. Sebab, Al Chaidar yakin, meski disebut pelaku tunggal alias lone wolf, Zakiah punya jaringan di dunia maya. Dari komunikasi daring itulah doktrin aksi dan surat wasiat. "Mentornya ulama penganut kekerasan," kata Al Chaidar ketika dihubungi, kemarin.
Menurut Al Chaidar, isu tentang pelarangan urusan keuangan bank hingga janji surga menjadi penarik minat utama orang-orang yang menerima paham radikalisme. Karena itu, isu tersebut disematkan dalam surat perpisahan para pelaku teror.
Sementara itu, pengamat terorisme Nasir Abbas menganggap kesamaan pelaku teror di Jakarta dan Makassar hanya sama-sama menganut paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Bahkan Polri sudah mengkonfirmasi kedua pelaku teror berafiliasi dengan ISIS. Adapun surat wasiat merupakan hal yang biasa dalam sebuah aksi bunuh diri. "Pelaku teror sebelumnya, seperti bom bunuh diri di Kuningan, Hotel JW Marriott, dan lainnya, pasti meninggalkan surat wasiat," kata mantan tokoh jaringan teroris Jamaah Islamiyah itu ketika dihubungi, kemarin.
Walhasil, kesamaan isi dalam surat wasiat tersebut bisa saja turun-temurun dari para pelaku teror. "Jadi, Zakiah menulis itu karena baca surat Lukman. Begitu pula Lukman membaca surat wasiat pelaku sebelumnya," kata dia.
Kesamaan paham Zakiah dan Lukman terbaca dari sikap mereka yang mengkafirkan muslim lain alias takfiri. Paham takfiri memang identik dengan kelompok yang berkiblat kepada ISIS. Sebab, secara garis besar, ISIS memang punya pandangan berbeda dengan kelompok teroris Al-Qaidah.
Dalam cara pandang ISIS, semua orang yang tak sependapat dengan paham khilafah akan dianggap kafir. "Adapun JI (Jamaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al-Qaidah) lebih selektif dalam menentukan orang kafir," kata Nasir.
Polri hingga kemarin masih mendalami aksi teror yang dilakukan Zakiah. Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono, belum bersedia menjelaskan hasil pendalaman Detasemen Khusus 88 Antiteror dalam aksi teror di Mabes Polri. Argo mengatakan belum ada kaitan antara Zakiah dan Lukman, pelaku bom bunuh diri di Makassar. "Sementara belum ada," kata Argo melalui pesan singkat, kemarin.