JAKARTA – PT Bio Farma (Persero) akan mengedarkan vaksin olahannya mulai bulan ini untuk program vaksinasi tahap kedua. "Ada sekitar 7,5 juta dosis vaksin yang segera didistribusikan," ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, kemarin.
Antivirus yang diberi nama Covid-19 Vaccine itu telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin tersebut diberikan kemarin dengan nomor EUA 2102907543A1.
Bio Farma mengolah sendiri vaksin dari bahan baku antivirus yang diproduksi Sinovac, perusahaan farmasi yang berbasis di Beijing, Cina. Induk BUMN farmasi itu telah mengantongi komitmen pengadaan bahan baku sebanyak 140 juta dosis dari Sinovac. Produknya akan datang ke Indonesia secara bertahap hingga Juli 2021.
Dalam pengiriman tahap pertama pada 12 Januari lalu, perusahaan menerima 15 juta dosis bahan baku. Bio Farma mengolahnya secara bertahap dan menyelesaikannya pada pekan lalu. Produksi tahap kedua dengan 10 juta dosis bahan baku dimulai pekan ini dan ditargetkan rampung pada Maret mendatang.
Vaksin yang telah diolah ini dikemas dalam satu vial yang berisi 10 dosis. "Lalu disimpan dalam satu boks yang masing-masing berisi 10 vial, sehingga ada 100 dosis di dalamnya," ujar Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto. Cara pengemasan ini dianggap lebih efisien dibanding CoronaVac, antivirus buatan Sinovac yang didatangkan langsung untuk vaksinasi tahap pertama. Pasalnya, dalam satu boks CoronaVac hanya terdapat 40 dosis.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi menunjukkan kotak berisi vaksin sinovac di Gudang UPTD Farmasi Kabupaten Bekasi, Tambun, Jawa Barat, 27 Januari 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Meski nama dan cara pengemasan vaksin ini berbeda, Bambang memastikan tak ada perbedaan dari segi kualitas. Semua bahan baku yang diolah menjadi vaksin wajib melalui serangkaian uji mutu yang ketat. Pengujian dilakukan perusahaan sendiri bersama BPOM. "BPOM akan mengeluarkan hasil uji dalam bentuk lot release," katanya.
Bio Farma menyediakan dua fasilitas produksi khusus vaksin Covid-19 berkapasitas total 250 juta per tahun di Bandung, Jawa Barat. Satu pabrik dengan kapasitas 100 juta dosis telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM. Sementara itu, fasilitas lain yang berkapasitas 150 juta dosis per tahun masih dalam proses sertifikasi. Dari kedua fasilitas itu, perusahaan merancang rencana produksi hingga September 2021. Selama periode tersebut, total vaksin yang dapat diproduksi mencapai 122,5 juta dosis.
Juru bicara vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan produk Bio Farma ini akan digunakan untuk vaksinasi tahap kedua yang menyasar sekitar 17 juta orang pelayan publik serta 21 juta orang lansia. Dia menyatakan registrasi tahap ini tidak harus menunggu pesan singkat pemerintah ataupun pemberitahuan dari aplikasi. "Cukup datang ke fasilitas kesehatan dan akan langsung terdaftar di sistem PCare yang sudah kami sediakan sebelumnya," kata dia.
DEWI NURITA | VINDRY FLORENTIN