JAKARTA - Unjuk rasa menolak Undang Undang Cipta Kerja yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, kemarin, masih diwarnai penangkapan. Demonstrasi dihelat di sejumlah kota oleh aliansi buruh, mahasiswa, dan organisasi masyarakat sipil.
Di Jakarta, Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat, Komisaris Besar Heru Novianto, mengatakan ada sejumlah orang yang ditangkap dalam aksi demonstrasi penolakan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di area Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, kemarin.
Dia mengatakan mereka yang ditangkap bukan berasal dari elemen mahasiswa dan pelajar. “Memang ada yang kami tangkap. Kami curigai tidak ada kelompok. Bukan mahasiswa, bukan pelajar juga. Akan kami sisihkan,” tutur Heru. Meski begitu, ia tidak menjelaskan berapa banyak orang yang ditangkap itu.
Polisi juga melakukan razia di sejumlah titik keberangkatan buruh dan mahasiswa dengan dalih menjaring kelompok anarko. "Kami sudah antisipasi dengan mengadakan razia kelompok-kelompok tertentu yang ingin berbuat rusuh," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Usman.
Di Majalaya, Kabupaten Bandung, demonstrasi yang digelar Konfederasi Serikat Nasional (KSN) di pabrik PT Sinar Sari Sejati dibubarkan secara paksa. Anggota Divisi Humas dan Media KSN Kabupaten Bandung, Nazar, mengemukakan bahwa aksi di pabrik tersebut dimulai pukul 11.20 WIB. Massa menuntut penyelesaian perkara perburuhan di perusahaan sekaligus menyuarakan penolakan terhadap aturan dalam omnibus law.
Saat massa tengah mendengarkan orasi, belasan warga tak dikenal berdatangan dengan menggunakan sepeda motor. Mereka lalu berteriak dan mengatakan agar demonstrasi harus bubar. Tak lama kemudian, Nazar menuturkan sekelompok orang tersebut merangsek ke tengah-tengah massa dan menganiaya seorang demonstran. Massa kemudian menjadi marah, dan bentrokan pun terjadi. "Mereka bilang di Majalaya jangan ada aksi sambil teriak-teriak," kata Nazar.
Ketua KSN, Herlambang, mencoba melerai bentrokan tersebut. Namun, kata Nazar, sang Ketua malah diciduk oleh aparat dan dibawa menggunakan mobil ke Kepolisian Sektor Majalaya. Dia menuturkan, Herlambang diperiksa hingga sekitar pukul 14.30 WIB, lalu dilepaskan. Nazar menyatakan kekecewaannya terhadap aksi yang dibubarkan, meski belum selesai. KSN pun belum menyepakati rencana aksi lanjutan.
Sebelumnya, demonstrasi menolak omnibus law telah berlangsung beberapa kali di berbagai kota, antara lain Jakarta, Bandung, Padang, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Ratusan demonstran ditangkap dan mengaku mengalami kekerasan. Para jurnalis bahkan turut menjadi korban.
Di Yogyakarta, sebanyak 95 demonstran ditangkap pada aksi unjuk rasa pada 8 Oktober lalu. Sehari setelah demonstrasi itu, bermunculan spanduk penolakan demonstrasi anarkistis. Sekelompok orang datang ke kawasan wisata Malioboro menyatakan penolakan mereka terhadap demonstrasi. Spanduk-spanduk menolak demonstrasi itu juga dipajang di sejumlah titik di pusat Kota Yogyakarta.
Anggota Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia, Amiruddin Al Rahab, mengatakan maraknya kekerasan saat warga menyuarakan pendapatnya di muka umum menandai ruang demokrasi yang semakin sempit. Dia juga mencatat pengaduan seputar pembatasan tersebut meningkat belakangan ini.
Amiruddin mengingatkan bahwa konstitusi menjamin kebebasan warga menyatakan pendapat. Komnas HAM menyoroti, pihak yang mempersempit ruang untuk menyatakan pendapat ini tidak selalu di sisi kenegaraan, tapi ada juga dari kelompok di dalam masyarakat. "Artinya apa? Tidak membuka ruang berdiskusi atau berdialog lebih jauh, tapi lebih banyak menggunakan tangan aparat hukum untuk mengatasi perbedaan pendapat dengan kelompok lain," kata dia.
SHINTA MAHARANI | JULNIS FIRMANSYAH | ADAM PRIREZA | EGI ADYATAMA | ROBBY IRFANY
Peta Sebaran Demonstrasi Tolak Omnibus Law
Peringatan Hari Sumpah Pemuda dijadikan momentum untuk kembali melancarkan aksi demonstrasi menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Aksi ini terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Di Jakarta, setidaknya massa terkonsentrasi di tiga titik. Mereka yang berunjuk rasa terdiri atas berbagai elemen, seperti buruh, mahasiswa, dan pelajar. Berikut ini gambaran titik aksi kemarin.
Jakarta
Tugu Proklamasi
Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) dan Fraksi Rakyat Indonesia menggelar demonstrasi mimbar rakyat penolakan UU Cipta Kerja di lokasi ini. Selain buruh dan mahasiswa, para pelajar ikut berorasi dalam aksi tersebut. Vokalis band Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud, juga tampil dan menghibur para pengunjuk rasa.
Gedung DPR RI
Massa berkumpul di depan gedung DPR RI. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan teks Sumpah Pemuda di sana. Turut hadir pula aktivis Sri Bintang Pamungkas.
Istana Negara/sekitar Patung Arjuna Wiwaha (patung kuda)
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa di titik ini. Massa dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) juga menggelar aksi unjuk rasa di titik tersebut. Massa terlihat sudah mulai berkumpul pada pukul 12.57 WIB.
Bandung
Sejumlah mahasiswa berorasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat, kemarin siang. Mereka menyerukan penolakan terhadap UU Cipta Kerja. Mereka tergabung dalam aliansi BEM Jawa Barat. Setelah dari gedung DPRD Jawa Barat, mereka bergerak menuju Simpang Dago-Sulanjana, Kota Bandung.
Makassar
Aksi unjuk rasa terjadi di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar. Mahasiswa dari aliansi Front Rakyat Menggugat berunjuk rasa mulai pukul 15.30 Wita. Mereka membakar ban bekas dan memblokade dua ruas jalan di area itu.
ADAM PRIREZA | AJI NUGROHO | DIKO OKTARA