JAKARTA – Sejumlah perguruan tinggi bersedia merelokasi anggaran operasionalnya untuk membantu mahasiswa dalam mempermudah proses kuliah dari rumah. Kepala Bagian Humas dan Protokol Universitas Gadjah Mada, Iva Ariani, mengatakan pimpinan UGM mengizinkan setiap fakultas untuk merealokasi anggaran yang tak terpakai untuk membantu mahasiswa.
Ia mengatakan realokasi anggaran itu digunakan untuk membeli pulsa bagi mahasiswa tak mampu, khususnya penerima bantuan Bidikmisi. "Nominalnya masing-masing fakultas beda-beda, mulai dari Rp 100-150 ribu per bulan," kata Iva, kemarin.
Selain itu, kata dia, UGM menyiapkan bantuan bahan pokok gratis bagi mahasiswanya yang memilih bertahan di Yogyakarta selama bencana pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Menurut Iva, pihaknya juga menerima donasi dari alumni dalam berbagai bentuk, terutama fasilitas kesehatan. Donasi itu digunakan untuk memproduksi alat pelindung diri bagi petugas medis serta membantu relawan medis yang dikirim kampus ke sejumlah rumah sakit.
Senada dengan UGM, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan kampusnya memiliki cara tersendiri untuk membantu mahasiswa kuliah dari rumah. Misalnya, kampus UI dan provider Internet bekerja sama menyediakan layanan Internet gratis bagi mahasiswa. "Bagi kami tidak masalah. Ini sudah ada bantuan dari provider yang memberi layanan gratis untuk satu atau dua bulan," kata Ari.
Ia memastikan semua kebutuhan mahasiswa UI akan dibantu selama darurat kesehatan Covid-19 berlangsung. “Masa kuliah semester genap juga dimungkinkan diperpanjang sampai wabah virus corona ini berakhir,” ujarnya.
Dua hari lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan terbaru untuk memudahkan proses kuliah dan bekerja dari rumah bagi perguruan tinggi. Kebijakan itu antara lain mengimbau perguruan tinggi merelokasi biaya operasional. Lalu anggaran dari hasil relokasi tersebut diharapkan dipakai untuk membantu mahasiswa belajar dari rumah, seperti memberikan subsidi pembelian pulsa atau kuota Internet gratis. Kebijakan ini bertujuan mengurangi penularan virus corona.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Paristiyanti Nurwardani, mengatakan pemerintah menginginkan setiap kampus bergerak membantu mahasiswa yang membutuhkan bantuan di tengah pandemi virus corona. "Ini waktunya ke luar, karena banyak yang harus ditolong," kata Paristiyanti, kemarin.
Paristiyanti mengatakan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia menyepakati permintaan Kementerian Pendidikan tersebut. Ia mengatakan Kementerian Pendidikan akan memberikan hak otonomi kepada kampus untuk menyiapkan skema bantuan dan penganggaran. Ia mencontohkan Universitas Veteran Jakarta yang telah memberikan bantuan pendidikan berupa pulsa sebesar Rp 50 ribu per bulan kepada setiap mahasiswanya.
Menurut Paristiyanti, Kementerian Pendidikan juga memperkenankan kampus bekerja sama dengan layanan provider Internet untuk menyediakan jaringan Internet gratis bagi mahasiswa. Saat ini sudah ada beberapa provider yang siap membantu kampus, tapi jumlahnya masih terbatas. Sebab, jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.700, baik negeri maupun swasta. "Yang baru dibebaskan Internetnya baru 200-an perguruan tinggi," ujarnya.
Selain itu, kata Paristiyanti, Kementerian Pendidikan meminta kampus memperpanjang masa kuliah semester genap tahun ajaran 2019/2020. Masa kuliah semester genap itu seharusnya sudah berakhir saat ini. Tapi pemerintah meminta kampus memperpanjangnya hingga satu semester. “Pengaturannya diserahkan ke masing-masing perguruan tinggi,” ucapnya.
AVIT HIDAYAT