JAKARTA - Pemerintah melakukan karantina rumah terhadap satu keluarga di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Langkah tersebut dilakukan pemerintah setelah mendapat pemberitahuan bahwa mereka sudah berkontak dengan pasien yang terjangkit virus corona di Singapura. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Susi Fitriana, menyatakan karantina akan berlangsung selama 14 hari.
Selain mengkarantina, Dinas Kesehatan Tanjungpinang langsung melakukan pemeriksaan. Hasilnya, kata Susi, ketujuh orang itu tidak ada yang mengalami gejala virus corona, seperti deman, batuk, ataupun flu. Meski demikian, Dinas Kesehatan tetap mengambil sampel swab ketujuh orang itu untuk diperiksa lebih lanjut di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan. "Setelah diperiksa, satu keluarga itu sehat-sehat saja," ujar Susi kepada Tempo, kemarin.
Petugas Dinas Kesehatan Tanjungpinang rutin memeriksa kesehatan mereka dua kali sehari. Pemerintah juga melarang mereka ke luar rumah atau menerima kunjungan selama masa karantina. Sejauh ini, tak ada pengawas khusus yang ditempatkan di luar rumah karena keluarga itu bersikap kooperatif terhadap anjuran pemerintah.
Hanya, Susi menceritakan, keluarga tersebut mengalami shock. Mereka menutup rapat pintu rumah. Pada Selasa pagi, petugas juga mendapati tensi darah salah seorang anggota keluarga itu meningkat. "Sekarang mereka di dalam rumah, ada juga pembantu di dalam. Rumahnya dikunci rapat karena banyak awak media yang berdatangan," kata Susi.
Keluarga tersebut ramai diberitakan setelah pesan berantai menyebar di grup pesan instan bahwa mereka tengah diawasi karena diduga terjangkit virus corona. Informasi yang tidak benar tersebut, kata Susi, justru membuat masyarakat panik. Dia menganjurkan masyarakat tetap tenang karena informasi penyakit menular sudah biasa disampaikan negara lain, seperti Singapura, kepada Kementerian Kesehatan Indonesia.
Selain di Tanjungpinang, pemerintah tengah mengkarantina seorang warga Indonesia berusia 38 tahun di Rumah Sakit Muhammad Sani, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Pria ini tengah diawasi karena baru datang dari Malaysia, salah satu negara yang melaporkan penularan virus corona melalui transmisi lokal (human to human).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Rachmadi melaporkan pria berinisial R tersebut adalah pekerja di Malaysia yang berkampung di Meranti, Riau. Warga Karimun ini bertolak dari Pelabuhan Batu Merah, Malaysia, ke Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dengan menumpang kapal laut pada 30 Januari lalu. Keperluannya untuk mengunjungi keluarga.
Rachmadi menuturkan, saat tiba di Pelabuhan Karimun, pria itu mengalami demam, flu, dan sesak napas. Gejala tersebut baru dilaporkan ke rumah sakit setelah pria itu beberapa hari menginap di Karimun. "Karena ada ciri-ciri seperti itu, pria tersebut diisolasi," kata dia.
Observasi terhadap R berlangsung di ruangan khusus penyakit menular di Rumah Sakit Muhammad Sani dengan perawatan intensif. "Petugas medis memakai baju pengamanan," ujar Rachmadi. Kini R masih menjalani observasi sampai Kementerian Kesehatan menuntaskan pemeriksaan swab.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudian menyatakan pria tersebut datang dari Johor Bahru. Daerah tersebut, kata dia, tak melaporkan adanya kasus corona. "Di sana tidak ada ditemukan suspect maupun positif corona," ucapnya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan pria itu bukanlah terpapar virus corona. Dia hanya berada dalam masa observasi karena adanya gejala yang membuat pemerintah harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sejauh ini pemerintah sudah memeriksa 64 spesimen dari 28 rumah sakit di 16 provinsi. Sebanyak 62 di antaranya dinyatakan negatif. "Dua lainnya masih proses pengecekan," kata Anung. YOGI EKA SAHPUTRA | RUSMAN PARABUEQ | ROBBY IRFANY | ROBBY IRFANY
Tak Ada Gejala Infeksi Corona pada Keluarga Dikarantina