JAKARTA - Kementerian Kesehatan memastikan 49 dari total 50 pasien yang diduga terpapar novel coronavirus (2019-nCoV) negatif terhadap virus tersebut. Kesimpulan itu diperoleh setelah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan memeriksa sampel darah mereka.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, R. Vensya Sitohang, mengatakan sampel 50 pasien terduga itu diambil dari sejumlah rumah sakit di 18 provinsi, antara lain Bali, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. "Ada dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung," kata dia, kemarin.
Vensya mengatakan sampel darah pasien diambil saat mereka mendatangi rumah sakit untuk memeriksakan diri karena mengalami gejala-gejala menyerupai orang yang terkena virus corona, seperti demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Mereka juga rata-rata memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, sehingga saat terserang gejala tersebut langsung memeriksakan diri ke rumah sakit.
"Kalau tak ada tanda-tanda (demam, batuk, atau sesak napas), enggak dicek (sampel darahnya). Bukan enggak dirawat, lo!" ujarnya.
Sesuai dengan data Kementerian Kesehatan yang diperoleh Tempo, pasien terduga terpapar virus corona terbanyak berada di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali. Jumlah pasien suspect di rumah sakit ini mencapai tujuh orang. Mereka memiliki riwayat perjalanan dari Cina dan Amerika Serikat.
Virus corona pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, Desember tahun lalu. Virus mematikan tersebut lantas menyebar ke 29 negara hingga kemarin. Sesuai dengan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 7 Februari lalu, sebanyak 638 orang meninggal akibat virus ini dan 31.481 orang terjangkiti. Sebagian besar korban meninggal berasal dari Cina.
Saat ini sejumlah negara juga mewaspadai penyebaran virus tersebut, termasuk Indonesia. Vensya mengatakan Kementerian Kesehatan mengawasi penyebaran virus ini dengan menempatkan alat pemindai suhu di setiap pintu perlintasan, seperti bandara dan pelabuhan. Sedangkan prosedur pengawasan itu, misalnya, tenaga medis akan mengobservasi setiap orang yang terdeteksi memiliki suhu badan di atas 38 derajat Celsius. "Kami berharap masyarakat lebih aktif memeriksakan kondisi kesehatannya agar bisa segera diketahui kondisinya dan ditangani oleh tenaga medis yang ada," kata Vensya.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat menjaga kesehatan dengan menjalankan program gerakan masyarakat hidup sehat. "Supaya tidak terkena virus itu, imunitas tubuhnya harus dijaga," kata Terawan di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, kemarin.
Pelaksana tugas Deputi II Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan, mengatakan peran masyarakat dalam mencegah penyebaran virus ini memang sangat penting. "Gaya hidup sehat sangat dibutuhkan," katanya.
Kantor Staf Presiden telah membentuk pos informasi terpadu penanganan virus corona, yang berfungsi menginformasikan soal pengendalian virus corona di Indonesia kepada masyarakat. Pos terpadu ini juga bertugas memberitahukan perkembangan penyebaran virus ini secara global dan diperbarui setiap hari. EGI ADYATAMA | DIKO OKTARA
49 Pasien Suspect Dinyatakan Negatif Virus Corona