JAKARTA - Konflik berkepanjangan di Kabupaten Nduga yang mengorbankan warga sipil menjadi alasan bagi Wakil Bupati Nduga, Papua, Wentius Nimiangge, meletakkan jabatannya. Ia mengundurkan diri di hadapan warga Nduga seperti yang terungkap di dalam sebuah video yang beredar di media sosial pada Senin lalu.
Wentius mengatakan konflik yang tak kunjung berhenti dengan korban warga sipil menjadi alasan ia mundur dari jabatannya. "Betul saya bicara (mundur dari jabatan). Ini pembunuhan terus terjadi," kata dia melalui sambungan telepon, kemarin.
Menurut Wentius, penembakan di Nduga terus terjadi meski dalam suasana Natal. Ia berharap masyarakat di Nduga dapat berkumpul dan bersukacita bersama keluarga merayakan Natal. Namun, kata dia, harapan itu tidak terwujud. Tahun ini, kata dia, merupakan tahun kedua warga Nduga tak merayakan Natal dengan khidmat. "Ini suasana Natal, tapi kami urus mayat terus. Kemanusiaannya ditaruh di mana?" ucapnya.
Wentius menyatakan sudah memendam kekecewaannya sejak berbulan-bulan lalu karena para pengambil kebijakan pada tataran lebih tinggi dia anggap tak mampu membantu penyelesaian konflik di Nduga. Puncak kekecewaannya terjadi ketika sopirnya yang bernama Hendrik Lokbere tewas ditembak orang tak dikenal pada 20 Desember lalu.
Wentius mengatakan lebih baik menghidupi keluarga dia dengan pekerjaan lain dibanding memakai hasil sebagai pejabat daerah yang warganya dilanda ketakutan. Ia merasa bupati dan wakil bupati ada karena rakyat sehingga tidak adil jika ia hanya duduk manis di jabatannya dan melupakan nasib rakyatnya. Ia memastikan langkahnya ini bukan merupakan bentuk manuver politik.
Kabar mundurnya Wakil Bupati Nduga tersebar di media sosial pada 24 Desember lalu. Akun Twitter @jayapuraupdate sempat mengunggah tiga buah foto yang berisi seorang pria, yang dalam keterangannya disebut sebagai Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge, tengah berdiri di hadapan banyak orang. Adapun konflik antara kelompok bersenjata yang mengklaim dirinya sebagai Organisasi Papua Merdeka dan aparat keamanan sudah terjadi di Nduga sejak Desember 2018.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. membantah kabar mengenai ajudan atau sopir Wentius Nimiangge yang tewas tertembak oleh tentara atau polisi. Ia mengungkapkan hal ini sudah dikonfirmasi oleh kedua instansi tersebut. "Itu (penembakan) enggak ada ternyata. Sebabnya jangan terprovokasi oleh yang sifatnya manuver politik," ucapnya ketika ditemui di kantornya, kemarin.
Mahfud yang menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah instansi di kantornya menjelaskan pendekatan di Papua adalah kesejahteraan. Setiap kementerian diminta berkoordinasi untuk menjalankan program di Papua. Ia juga menegaskan akan mengupayakan penegakan hukum di Papua jika ditemukan pejabat yang menyalahgunakan keuangan negara.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan belum menerima surat pengunduran diri Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge. Jadi, kata Tito, Kementerian belum bisa memproses ihwal kabar pengunduran diri itu. Ia menuturkan telah meminta bantuan Kepala Kepolisian Daerah Papua dan Badan Intelijen Negara untuk menghubungi Wentius. "Mengundurkan diri bener-an apa tidak. Kalau mengundurkan diri, ya, keluarkan surat, nanti kami proses," kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Tito mengatakan telah meminta Kepala Kepolisian RI Jenderal Idham Azis untuk menindak anggota yang diduga melanggar hukum. "Diproses kemudian diinvestigasi. Kalau terbukti, pasti ada sanksi. Kalau enggak terbukti, ya, mungkin dianggap ada kontak tembak. Ini tergantung hasil investigasi," tuturnya.
Tito mengungkapkan pengiriman pasukan TNI-Polri ke Papua tidak lepas dari peristiwa penembakan 34 pekerja PT Istaka Karya oleh kelompok Egianus Kogoya pada tahun lalu. Ia menyatakan seandainya ada permintaan penarikan pasukan dari Papua tak akan mudah dilakukan. Ia beralasan, jika pasukan TNI Polri ditarik, belum tentu keamanan di sana kondusif. "Ada enggak, jaminan tidak akan terulang kekerasan kepada masyarakat di situ. Karena masyarakat membutuhkan perlindungan, kami datang ke sana," kata Tito. AHMAD FAIZ | JUBI | DIKO OKTARA
Konflik di Nduga Jadi Alasan Wakil Bupati Mundur