JAKARTA- Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menginisiasi penyebaran selebaran tandingan atas "Obor Rakyat" ke pesantren-pesantren penerima "tabloid" yang berisi kampanye hitam untuk calon presiden Joko Widodo itu. Tabloid itu diberi nama Obor Rahmatan Lil' Alamin. "Saya menjadi segala-galanya di sini," kata Dahlan di Hotel J.S. Luwansa, Jakarta, kemarin. "Saya menjadi inisiatornya, lah."
Dahlan mengatakan kemunculan tabloid ini dimaksudkan untuk menangkal kampanye hitam atas Jokowi yang marak di masyarakat. " Efektif-tidaknya kami serahkan kepada Allah. Yang penting kita jelaskan yang benar ya benar, salah ya salah," kata pemilik Grup Jawa Pos ini. "Awalnya menyasar (pesantren-pesantren) itu, tapi permintaannya jauh melebihi yang kami kira."
Edisi perdana tabloid seharga Rp 1.000 tersebut mengangkat wawancara seputar kampanye hitam atas pasangan Jokowi-Kalla. Sumber wawancara adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid. Halaman lainnya adalah wawancara dengan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin. Di dalamnya, Din mengatakan bahwa kampanye hitam haram dilakukan.
Halaman 23 tabloid mini itu memuat wawancara KH Maimoen Zubair, Ketua Majelis Syariah Dewan Pimpinan Pusat PPP. Isinya, pernyataan dukungan pribadinya terhadap Jusuf Kalla. Dahlan Iskan menulis satu kolom khusus mengenai Jokowi. Ada pula gambar tokoh NU seperti mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua MUI Ma'aruf Amin, dan adik Gus Dur, Salahuddin Wahid. Tampak pula Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin. Cover tabloid tersebut berjudul "Fatwa 9 Kyai, Jokowi-JK Lebih Maslahat".
Selama masa kampanye pemilihan presiden, Jokowi dihajar dengan kampanye hitam melalui selebaran berbentuk tabloid, Obor Rakyat, yang tak diakui sebagai produk jurnalistik oleh Dewan Pers. Selebaran ini dikirim ke sejumlah pondok pesantren. Penggagas Obor Rakyat, Setiyardi Budiono, sudah dimintai keterangan oleh Markas Besar Kepolisian. Namun, hingga kemarin, Kepolisian RI belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
Bukan hanya Obor Rakyat, anggota tim pemenangan Jokowi-Kalla, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan kampanye hitam menghajar Jokowi-Kalla di Pantai Utara Jawa. Maraknya kampanye hitam ini dianggap ikut mempengaruhi elektabilitas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang kian didekati pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia pada 1-9 Juni menunjukkan elektabilitas Jokowi-Kalla sebesar 45 persen, terpaut 6 persen dari seterunya itu.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan kampanye hitam atas pasangan calon yang diusungnya kian masif dan tak wajar. Bahkan kampanye semacam ini baru terjadi pada pemilu presiden kali ini. "Bebaskanlah rakyat menimbang dan menimbang," kata Megawati di Bekasi.
Bekas Kepala Polri Da'i Bachtiar mencatat empat isu negatif yang menyerang Jokowi, yakni surat palsu, fitnah tabloid Obor Rakyat, transkrip percakapan Megawati dengan petinggi Kejaksaan Agung, dan rusuh bila Jokowi kalah. "Ini intimidasi," kata jenderal polisi di kubu Jokowi ini. ADI WARSONO | ANANDA TERESIA
Lentera Indonesia Dibagikan di Bekasi
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi juru kampanye nasional untuk Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kota Bekasi, kemarin. Di sela kampanye Megawati di Gedung Olahraga Bekasi, tim pemenangan Jokowi-Kalla mengedarkan tabloid Lentera Indonesia, yang merupakan tandingan Obor Rakyat yang menjelek-jelekkan Jokowi.
Dalam pantauan Tempo di lokasi kampanye, para simpatisan Jokowi-Kalla tampak membagikan tabloid setebal 16 halaman itu kepada warga di lokasi kampanye. Sampul muka tabloid itu mengusung tajuk utama "Untuk Indonesia Berdaulat". Tabloid ini memberitakan kegiatan kampanye Jokowi-Kalla.
Di halaman terakhir, terdapat kartun lucu yang mengisahkan kegagalan Jokowi mengikuti program Keluarga Berencana, kegantengannya yang kalah oleh ajudannya, dan kisah-kisah lain. Tabloid itu menarik masyarakat yang ingin mengetahui sosok Jokowi-Kalla.
Megawati meminta warga Kota Bekasi memilih pasangan nomor urut 2. "Salam dua jari," kata Mega. Dia juga meminta semua kader partai pengusung Jokowi-Kalla bekerja keras karena waktu pemilihan semakin dekat. Megawati juga sempat menyinggung soal kata "bocor" yang kerap dilontarkan calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto. Namun ia enggan menanggapinya lebih lanjut. "Kalau saya tanggapi, jadinya sirik," ujar Mega. ADI WARSONO