JAKARTA – Renovasi Stasiun Manggarai berlangsung menyeluruh. Tak hanya menambah jalur menjadi 18 di tiga tingkat, tapi juga memugar kawasan di sekitar stasiun. Pembenahan di luar stasiun ditangani Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang mengerjakannya secara paralel dengan pemugaran Stasiun Tebet, Palmerah, dan Gondangdia. Pekerjaan di empat stasiun tersebut diagendakan rampung pada akhir tahun ini.
"Kami sedang mendorong seluruh stakeholder terkait dengan pemanfaatan lahan, sehingga target bisa tercapai tepat waktu," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo, awal pekan ini. Berdasarkan data DKI, pemugaran Stasiun Tebet telah mencapai 69,14 persen, Palmerah 54,74 persen, dan Gondangdia 14,1 persen. Sedangkan pekerjaan di Stasiun Manggarai baru 3,84 persen karena digarap paling belakangan.
Berdasarkan pantauan Tempo dua hari lalu, kawasan di sekitar Stasiun Manggarai belum tersentuh pembenahan. Seperti hari-hari lain, daerah itu tetap dipadati orang yang lalu lalang dan lalu lintasnya semrawut. Puluhan bajaj dan ojek online parkir sehingga memakan sebagian besar ruas Jalan Manggarai Utara 1, dekat pintu masuk stasiun.
Jalan Tambak dan Jalan Manggarai Utara 2, yang direncanakan memiliki trotoar lebar, masih dikuasai pedagang dan tukang ban. Satu-satunya petunjuk keberadaan proyek pemugaran hanya barisan pagar seng di sekeliling taman dan pos Kepolisian Sub-Sektor Manggarai.
Pengemudi ojek daring berdiri di sekitar kawasan revitalisasi Stasiun Manggarai di Jakarta, 5 April 2021. TEMPO/Subekti.
Dinas Perhubungan menyatakan pembangunan transit-oriented development (TOD) Stasiun Manggarai melibatkan lebih dari 15 lembaga dan perusahaan. Kementerian Perhubungan dan PT Waskita Karya tercatat mengurus pembangunan jalur dwiganda atau double-double track (DDT) dan gedung Stasiun Sentral Manggarai. Sedangkan pemerintah provinsi, perusahaan daerah, dan pihak swasta mempersiapkan fasilitas integrasi kereta api dan moda transportasi lainnya.
Dalam rencana pembangunan, DKI akan memperlebar trotoar di Jalan Manggarai Utara 2. Di lokasi tersebut, pekerja akan membuat dua lokasi jemput dan antar atau drop off bagi taksi dan ojek online. Di ruas yang sama, proyek ini juga akan menyediakan lokasi drop off khusus angkutan bajaj atau kancil. Penumpang bus Transjakarta pun akan lebih nyaman karena ada halte high and low deck di lokasi tersebut.
Sedangkan di Jalan Manggarai Utara 1, DKI juga akan menyediakan beberapa lokasi drop off angkutan daring, halte Transjakarta, jalur dan tempat parkir khusus sepeda, serta sebuah plaza orientasi. "Konsepnya truly integration, setiap kendaraan yang bisa digunakan masyarakat memiliki tempatnya sendiri-sendiri yang bisa dijangkau di sekitar stasiun. Mereka tak lagi menimbulkan kesemrawutan dan kemacetan," kata Syafrin.
Warga melintas di dekat spanduk revitalisasi di dekat Stasiun Manggarai, Jakarta, 5 April 2021. TEMPO/Subekti.
Stasiun Manggarai tercatat sebagai stasiun tersibuk se-Indonesia dengan 726 perjalanan kereta api per hari. Para pekerja Ibu Kota yang bertempat tinggal di Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang pun kerap menggunakan stasiun ini sebagai lokasi transit. Namun selama ini sejumlah pengguna kereta merasa kurang nyaman untuk berpindah moda transportasi di Stasiun Manggarai. Badan jalan di sekitar stasiun sering macet karena digunakan pedagang berjualan dan angkutan umum ngetem. "Kalau mau ke Stasiun Manggarai, lama sekali kalau pakai bus Transjakarta. Banyak titik macetnya," kata Ollin, 30 tahun, pekerja di kawasan Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Juru bicara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi, mengatakan Stasiun Sentral Manggarai juga akan memiliki sejumlah fasilitas yang semakin menguatkan integrasi antar-moda transportasi. Menurut dia, pemerintah akan membangun skybridge dari Stasiun Manggarai menuju Halte Transjakarta Pasaraya dan Terminal Manggarai. Hal ini diharapkan akan menambah pilihan bagi penumpang untuk menggunakan transportasi umum. "Perpindahan penumpang akan semakin mudah dan cepat," kata Supandi.