JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan menambah jadwal perjalanan kereta rel listrik (KRL) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dari 964 menjadi 984 perjalanan mulai 10 Februari mendatang. Peningkatan frekuensi perjalanan Commuter Line itu bertujuan agar penumpang bisa optimal menjaga jarak dengan penumpang lainnya.
Vice President Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia, Anne Purba, optimistis peningkatan frekuensi KRL efektif mengurangi kepadatan penumpang. “Bertambahnya perjalanan (KRL) membuat pengguna memiliki banyak pilihan,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Sejumlah rute KRL yang mengalami penambahan jadwal, antara lain, Bogor/Depok-Jakarta Kota (PP) dari 220 menjadi 227 perjalanan per hari; Bogor/Depok/Nambo-Angke/Kampung Bandan/Jatinegara (PP) dari 186 menjadi 190 perjalanan; Cikarang/Bekasi-Jakarta (PP) dari 179 menjadi 187 perjalanan; dan Rangkasbitung/Parungpanjang/Serpong-Jakarta (PP) dari 207 menjadi 212 perjalanan. Adapun selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), KRL mulai beroperasi sejak pukul 04.00 sampai pukul 22.00.
Anne menerangkan, dengan 964 perjalanan dan kapasitas maksimal 74 penumpang tiap gerbong--agar bisa menjaga jarak total penumpang yang bisa diangkut sekitar 600 ribu orang per hari. Namun, selama empat pekan penerapan PPKM, jumlah penumpang KRL rata-rata 287.785 orang per hari.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan menambah jadwal perjalanan kereta rel listrik (KRL) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dari 964 menjadi 984 perjalanan, mulai 10 Februari mendatang.
Menurut Anne, meski jumlah perjalanan KRL bertambah, potensi kepadatan penumpang saat pagi dan sore tetap ada selama waktu masuk dan pulang karyawan tidak ada perubahan. Walhasil, peningkatan frekuensi Commuter Line perlu mendapat dukungan dari perkantoran dengan cara mengubah jam kerja. “Kalau masih di jam yang sama (waktu kerja), pasti penyebaran waktu penggunaan transportasi tetap sulit,” ujarnya.
PT Kereta Commuter Indonesia, kata Anne, juga telah berupaya mencegah kepadatan penumpang di stasiun maupun kereta. Misalnya, penumpang bisa mengetahui kepadatan di stasiun dan jadwal Commuter Line secara real time melalui aplikasi KRL Access. Walhasil, mereka bisa menyesuaikan waktu perjalanan dan menghindari kerumunan.
Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Wiwik Widayanti mengatakan, berdasarkan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2021, jumlah perjalanan KRL Jabodetabek mencapai 1.151 perjalanan per hari. Sebelumnya, jumlah perjalanan Commuter Line sebanyak 1.057 per hari.
Penerapan PPKM ataupun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah persebaran Covid-19 mengakibatkan jumlah perjalanan KRL berkurang. Karena itu, PT KCI mulai 10 Februari mendatang hanya mengoperasikan 984 perjalanan per hari. “Dengan penambahan perjalanan ini, kami berharap penerapan protokol kesehatan dalam KRL dapat lebih maksimal,” kata Wiwik melalui keterangan tertulis.
Penumpang menunggu kereta Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, 13 Januari lalu. TEMPO/Subekti.
Koordinator KRL Mania, Nurcahyo, mendukung penambahan jadwal KRL itu. Tujuannya, agar penumpang bisa menjaga jarak di stasiun maupun kereta.
Menurut Nurcahyo, kepadatan penumpang kerap terjadi saat pagi dan sore hari. Sebaiknya, saat itu, PT KCI bisa meningkatkan jadwal perjalanan Commuter Line. Contohnya, saat pagi, seharusnya frekuensi KRL dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi menuju Jakarta diperbanyak. Dan sebaliknya, saat sore, frekuensi kereta dari Jakarta menuju kota sekitar yang ditingkatkan. “Karena problem-nya saat peak hour,” ujarnya.
Sebagian penumpang ragu penambahan jadwal itu bisa mengurai kepadatan. Apalagi peningkatan frekuensi Commuter Line itu terbagi di sejumlah rute. “Untuk sekarang saja, headway KRL saat jam sibuk masih terlalu lama, sehingga masih terjadi kepadatan penumpang,” kata Rizky Basuki, 34 tahun, yang biasanya naik Commuter Line dari Stasiun Pasar Minggu ke Gondangdia. Dia sempat mengunggah foto kepadatan penumpang KRL kemarin sore di akun media sosialnya. Di foto itu terlihat penumpang Commuter Line berdesakan dan tidak bisa menjaga jarak.
GANGSAR PARIKESIT