Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menuturkan, dari 98 rumah sakit rujukan, 13 di antaranya ditetapkan hanya melayani pasien Covid-19. Sedangkan 85 rumah sakit lainnya masih melayani pengobatan pasien non-corona. “Kemudian apakah memungkinkan untuk menambah (rumah sakit khusus Covid-19) di luar 13 rumah sakit,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, pada 22 November lalu, dari 6.016 ranjang isolasi, telah terisi 4.512 pasien atau 75 persen. Adapun dari 837 tempat tidur di ICU, sebanyak 578 di antaranya atau 69 persen sudah terisi. Enam hari kemudian, 78 persen dari 6.200 unit ranjang isolasi telah terisi. Sedangkan di ruang ICU, dari 860 tempat tidur, terisi 79 persen.
Dwi menuturkan ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan bila kapasitas ranjang di ruang isolasi dan ruang ICU akan ditambah. Contohnya, penambahan ruang perawatan bagi pasien Covid-19 itu juga harus diiringi dengan penambahan tenaga medis. “Juga perlu penambahan logistik pendukung lainnya,” katanya.
Aspek lain yang harus dipertimbangkan, kata Dwi, ialah kondisi bangunan rumah sakit yang akan ditambah daya tampungnya. Sebab, blok ruang perawatan pasien corona harus terpisah dari kamar perawatan pasien penyakit lain.
Dwi mengatakan Dinas juga terus menggelar testing secara masif. Gencarnya swab test dilakukan untuk segera menemukan kasus baru, kemudian mengisolasi atau merawat orang yang terinfeksi virus corona. “Sehingga memperkecil potensi penularan Covid-19,” katanya.
Dwi mengimbau warga Jakarta untuk disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Selain itu, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika mengalami gejala Covid-19.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Weningtyas, tengah mencari tambahan tempat tidur untuk ruang isolasi dan ruang ICU bagi pasien Covid-19. Penambahan bangsal isolasi dan ICU dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien. “Kami sedang berencana mengembangkan rumah sakit rujukan,” tuturnya.
Weningtyas menduga melonjaknya bed occupancy rate di 98 rumah sakit rujukan terjadi akibat cuti bersama maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir Oktober lalu. “Jumlah pasien terus meningkat diduga karena libur panjang kemarin,” ujar dia.
Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengelola Anjungan dan Graha Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Ranty Ariani, mengatakan, hingga kemarin, baru Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah yang digunakan menjadi tempat isolasi komunal. Sebanyak 29 pasien kini dikarantina di pondokan itu.
Ranty menjelaskan, hingga kemarin belum ada pasien Covid-19 tanpa gejala yang menjalani isolasi di Graha Wisata Ragunan. “Graha Wisata Ragunan tetap stand by jika sewaktu-waktu digunakan sebagai tempat karantina,” tuturnya.
GANGSAR PARIKESIT | IMAM HAMDI
Dinas Kesehatan Bersiap Tambah Bangsal Perawatan