JAKARTA – Sejumlah proyek infrastruktur besar pemerintah DKI Jakarta kembali dilanjutkan setelah mendapat dana dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Pinjaman sebesar Rp 12,5 triliun itu merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Salah satunya adalah pembangunan simpang tak sebidang (STS) atau flyover Tapal Kuda di Lenteng Agung. Dengan uang utang tersebut, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyebutkan bahwa proyek itu bisa dituntaskan pada tahun ini. “Insya Allah, Desember mendatang bisa digunakan masyarakat,” kata Hari kepada Tempo, kemarin.
Berdasarkan data pengajuan pinjaman, DKI mengalokasikan Rp 835,2 miliar kepada Dinas Bina Marga untuk mengerjakan sejumlah proyek infrastruktur transportasi dengan pembagian Rp 768,1 miliar pada 2020 dan Rp 67,1 miliar pada 2021. Selain STS Tapal Kuda, menurut Hari, DKI akan menggunakan dana program PEN untuk menuntaskan proyek STS Tanjung Barat, STS Cakung, dan underpass Senen.
Hari juga mengatakan empat proyek infrastruktur transportasi ini nyaris dihentikan karena pengosongan alokasi dananya dari Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah 2020. Hal ini terjadi akibat merosotnya pendapatan daerah akibat pandemi Covid-19 yang berujung rasionalisasi anggaran. Seluruh proyek selamat dari ancaman molornya target setelah DKI memastikan pemberian dana utang.
Tak hanya simpang tak sebidang, dana pinjaman dari PT SMI digelontorkan kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang tengah menuntaskan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) dan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Berdasarkan data yang sama, Jakpro menerima dana pinjaman Rp 1,44 triliun untuk proyek TIM dan Rp 3,64 triliun untuk JIS. Pada tahun ini, Jakpro akan menerima pencairan Rp 200 miliar untuk TIM dan Rp 1,18 triliun JIS.
Hingga berita ini ditulis, Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto dan Manajer Sekretaris Korporat, Melisa Sjach, belum memberikan konfirmasi terhadap pertanyaan yang kami kirimkan. Sebelumnya, perusahaan daerah itu sempat mencari potensi pinjaman dana dari Bank DKI saat Pemprov DKI Jakarta membatalkan pencairan dana penyertaan modal daerah (PMD) Rp 1,2 triliun, Juli lalu.
Meski demikian, dalam situs web Jakpro, proyek revitalisasi TIM dipastikan berlanjut dengan pelaksanaan focus group discussion (FGD) dengan para seniman pada Agustus lalu. Hingga pekan ke-57, proyek tahap satu tersebut telah menuntaskan pembangunan hingga 35,54 persen. Di antara fasilitas yang telah rampung adalah Masjid Amir Hamzah.
Sedangkan di JIS, teknisi proyek tersebut, Fadlilah Akmal Yusron, mengatakan pembangunan konstruksi mencapai 30 persen. Bahkan, Jakpro telah menuntaskan pembuatan delapan pile cap utama pada Agustus lalu. Tiang-tiang raksasa itu akan menjadi fondasi utama bangunan yang berukuran 244 x 269 meter tersebut.
Sekretaris Sumber Daya Air DKI Dudi Garnesih mengatakan dana PEN di tempat kerjanya digunakan untuk program pengendalian banjir dan pengolahan air minum. Uang pinjaman ini sangat penting, terutama dalam penyelesaian tahap pembebasan lahan di lima badan sungai dan lima waduk. “Juga untuk membeli pompa-pompa mobile,” kata dia.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari Partai Solidaritas Indonesia, Idris Ahmad, menyatakan fraksinya mendukung penggunaan dana PEN untuk penanggulangan banjir di Ibu Kota. Namun dia mempersoalkan detail penggunaan dana yang mencapai Rp 5,29 triliun tersebut. Dia menilai DKI tak boleh menggunakan dana pinjaman di masa pandemi untuk program yang tak efisien.
Selain itu, dia mengkritik pengalokasian dana PEN untuk pembangunan Jakarta Kota Cerdas oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DKI. Menurut dia, program tersebut tak mendesak dan bisa dilanjutkan setelah masa pagebluk. “Ingat, dana PEN itu untuk pemulihan ekonomi. Pertanyaannya sekarang, apakah program gelondongan DKI ini semuanya untuk pemulihan ekonomi?” ujar Idris.
FRANSISCO ROSARIANS
14