Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

27
Juni
2020
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaMetro 2/2 Selanjutnya
Metro

‘Bisnis Kekerasan’ Bermodal Nyali  

Kelompok preman membentuk badan hukum untuk memudahkan kerja sama dengan perusahaan.

Edisi, 27 Juni 2020
Profile
Tempo
Barang bukti berupa mobil dihadirkan saat rilis kasus premanisme oleh kelompok John Kei di Polda Metro Jaya, Jakarta, 22 Juni 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat
  • - Sumber pendapatan dari sejumlah kelompok preman besar di Jakarta tidak banyak berubah.
  • - Mereka masih mendapatkan cuan dari sejumlah pekerjaan yang memerlukan nyali dan identik dengan kekerasan seperti debt collector atau jasa penagihan utang. .
  • - Kelompok preman membentuk badan hukum untuk memudahkan kerja sama dengan pihak lain.

JAKARTA –  Sumber pendapatan kelompok-kelompok besar preman di Jakarta nyaris tidak berubah dalam satu dekade terakhir. Mereka memanfaatkan ceruk bisnis yang memang identik dengan kekerasan. Dari jasa pengamanan lahan dan tempat hiburan hingga jasa penagihan (debt collector).

Seorang karyawan bank menuturkan, ia kerap menjalin kerja sama dengan kelompok preman dari kelompok etnis tertentu untuk menagih utang kepada debitor. Tapi kerja sama itu terjalin secara resmi. “Mereka memiliki badan hukum berupa perusahaan atau agensi,” kata karyawan bank swasta yang menolak disebutkan namanya itu, kemarin. “Biasanya mereka yang mendatangi bank untuk menawarkan kerja sama.”

Menurut dia, jasa para debt collector ini dibutuhkan untuk menangani nasabah yang menunggak pembayaran utang lebih dari tujuh bulan. Tunggakan semacam itu sering dilakukan oleh nasabah yang meminjam tanpa jaminan. “Contohnya, nasabah kartu kredit atau produk pinjaman tanpa agunan atau personal loan,” katanya.

Secara normatif, kata dia, bank meminta preman itu menagih nasabah sesuai dengan aturan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. “Kalau mereka nagih dengan kekerasan, sudah pasti bank tidak akan bertanggung jawab,” ujarnya. Ia menilai kerja sama ini saling menguntungkan. Bank bisa mendapatkan uang kembali dan para debt collector bisa memperoleh komisi dari jumlah utang yang bisa ditagih.

Menurut seorang anggota organisasi kemasyarakatan yang sering dilibatkan dalam jasa pengamanan, sebagian besar kelompok preman di Ibu Kota memang tergabung berdasarkan etnis. Untuk jasa penagihan utang didominasi oleh kelompok asal Indonesia timur, seperti  Maluku dan Flores. Sedangkan untuk penguasaan lahan parkir serta penjagaan tempat hiburan malam lahan tidak didominasi oleh kelompok etnis tertentu. “Itu kan enggak harus punya pengalaman. Yang penting berani,” katanya.

Sumber tersebut menjelaskan, salah satu perusahaan yang menggunakan jasa para preman itu adalah leasing atau multifinance. Menurut dia, kemitraan penagihan itu juga dalam bentuk resmi karena kelompok preman itu membentuk badan usaha. “Leasing juga enggak mau kasih kerjaan (penagihan) kalau enggak punya badan hukum,” ujarnya.

Penggunaan jasa debt collector oleh leasing itu acap kali menimbulkan kericuhan. Misalnya, pada 18 Februari lalu terjadi bentrokan antara para penagih utang dan pengemudi ojek online di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur.

Bentrokan diawali oleh tindakan debt collector yang memaksa seorang pengemudi ojek online menyerahkan sepeda motornya karena dituduh menunggak cicilan. Pengojek itu menolak menyerahkan kendaraannya karena merasa sudah melunasi cicilan. Akhirnya terjadi keributan sehingga polisi turun tangan.  

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan praktik premanisme memang masih marak di Ibu Kota. Polisi kesulitan memberantas praktik ilegal ini karena minimnya laporan. "Pemberantasan premanisme ini bergantung pada peran serta masyarakat," katanya, Senin lalu. "Biasanya orang yang dipalak malas untuk membuat laporan. Mungkin karena kerugian tidak seberapa, jadi tidak mau repot."

GANGSAR PARIKESIT | INGE KLARA SAFITRI

 


‘Bisnis Kekerasan’ Bermodal Nyali

 

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTUgMDk6MjY6NTYiXQ
#Perbankan #Premanisme

SebelumnyaMetro 2/2 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Takut Diserang Balik, Anak Buah John Kei Serahkan Diri
  • ‘Bisnis Kekerasan’ Bermodal Nyali  

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Halo Heli Firli

    Kunjungan pribadi Firli Bahuri dengan menggunakan helikopter memantik kontroversi.

    27 Juni 2020
  • Berita Utama

    Ongkos Premium Helikopter Firli

    Firli menginap di sebuah hotel milik pengusaha yang diduga menjadi tersangka suap. 

    27 Juni 2020
  • Berita Utama

    Perilaku Firli Kontras dengan Pemimpin KPK Terdahulu

    Kode etik melarang komisioner bergaya hidup mewah.

    26 Juni 2020
  • Metro

    Takut Diserang Balik, Anak Buah John Kei Serahkan Diri

    Ia keluar dari persembunyian karena khawatir mendapat serangan balik dari kelompok Nus Kei. 

    26 Juni 2020
  • Topik

    Cita-cita Mulia Petani Muda

    Terjun langsung ke ladang dan sawah, meski tanpa modal besar, jadi pilihan sebagian anak muda. Meski punya ijazah sarjana, mereka mengikuti panggilan jiwa untuk menjadi petani. Pilihan itu mereka jalankan dengan idealisme bertani secara alami dan berkelanjutan, bukan sekadar untuk mengejar produktivitas dan keuntungan. Cita-cita mereka sederhana tapi mulia: mewujudkan kemandirian pangan di lingkungan sekitar.

    26 Juni 2020
  • Topik

    Agar Anak Muda Betah di Desa

    Sekolah Pagesangan di Gunungkidul mengajarkan pendidikan bertani kepada anak-anak sejak usia dini. Tujuannya agar ketika remaja, mereka tak meninggalkan kampung dan pergi ke kota. Tapi kegiatan yang memikat belum tentu membuat mereka bertahan di desa.

    26 Juni 2020
  • Nasional

    Pelanggaran Sebabkan Penularan Covid di Jawa Timur Tinggi

    Survei: sebagian besar warga Surabaya Raya abai masker dan tak menjaga jarak.

    26 Juni 2020
  • Tamu

    Wikan Sakarinto, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Masuk Pendidikan Vokasi Itu Harus Bangga

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berniat mem-branding ulang pendidikan vokasi. Selama ini, ada anggapan pendidikan vokasi merupakan pilihan terakhir dan pencetak tukang saja, tak bisa melahirkan pencipta atau ahli.

    26 Juni 2020
  • Metro

    ‘Bisnis Kekerasan’ Bermodal Nyali  

    Kelompok preman membentuk badan hukum untuk memudahkan kerja sama dengan perusahaan.

    27 Juni 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    DPR Dorong Bulog Serius Salurkan Beras

    Bila terus menumpuk, potensi beras apak bisa mencapai 20 ribu ton.

    26 Juni 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Sentuhan Digital di Tambak Udang

    Perangkat Jala sudah menyasar pasar Asia Tenggara dan Amerika Selatan.

    26 Juni 2020
  • Olah Raga

    Kesempatan Lingard

    Solskjaer menyebut Lingard sebagai pemain penting Manchester United.

    26 Juni 2020
  • Internasional

    Kecaman terhadap Aneksasi Israel Meluas

    Pemerintah Trump belum mencapai keputusan akan mendukung rencana aneksasi Israel atau tidak.

    26 Juni 2020
  • Olah Raga

    Ketika Balap F1 tanpa Penonton

    Seri pertama akan berlangsung di Austria pada 5 Juli mendatang.

    26 Juni 2020
  • Olah Raga

    Akhir Manis Penantian Panjang

    Buah revolusi Juergen Klopp.

    26 Juni 2020
  • Internasional

    Amerika Sahkan RUU Sanksi terhadap Cina

    Survei terbaru menunjukkan mayoritas warga Hong Kong menentang rencana Cina memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional.

    26 Juni 2020
  • Seni

    Merayakan Persinggungan Gamelan

    Gondrong Gunarto memadukan instrumen tradisi dan modern. Mempertemukan Timur dan Barat.

    26 Juni 2020
  • Sastra

    Kucing-kucing Suginami

    Di Kashinomiya-gyoen, empat malam selama bulan gawat pandemi, kucing-kucing Distrik Suginami berkumpul.

    26 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Jajanan Viral yang Menggerakkan

    Semasa pembatasan sosial, sejumlah jajanan jalanan di Ibu Kota naik daun di media sosial. Banyak orang turut kecipratan rezeki, termasuk pengojek daring yang membuka jasa titip.

    26 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Bersepeda di Musim Corona

    Dalam beberapa pekan terakhir, makin ramai orang bersepeda. Mereka memenuhi jalan-jalan di Jakarta dan daerah-daerah di pinggiran Ibu Kota.

    26 Juni 2020
  • iTempo

    Game Mistis Khas Nusantara

    Karakternya berasal dari budaya asli Indonesia, seperti kuntilanak, jelangkung, dan genderuwo.

    26 Juni 2020
  • Cari angin

    Lomba Corona

    Terobosan baru dari Kementerian Dalam Negeri pada era pandemi Covid-19: menyelenggarakan berbagai lomba.

    26 Juni 2020
  • Buku

    Menyelamatkan Bumi dengan Kesedihan

    Kita perlu menyatakan dan mengorganisasi kesedihan secara terbuka untuk membangun kesadaran publik, saling terhubung, dan bertanggung jawab.

    26 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Wabah dalam Limbah

    Covid-19 mewabah, limbah infeksius pun tumpah ruah. Ini merupakan limbah dari orang yang terjangkit penyakit menular dan peralatan penanganan mereka.

    25 Juni 2020
  • Perjalanan

    Berhari Raya di Taman Kota Wina

    Berlebaran di negeri rantau sambil menerapkan pembatasan sosial pada masa pandemi virus corona harus dijalani sebagian warga negara Indonesia di negara lain. Di Austria, para WNI beruntung karena masih bisa berkumpul menikmati sajian masakan khas Lebaran bersama-sama di taman kota yang indah dan bersejarah.

    25 Juni 2020
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved