JAKARTA – Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta menyetujui anggaran Rp 516 miliar untuk penyertaan modal daerah (PMD) bagi Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya). Dewan berharap, dengan penyertaan modal itu, PAM Jaya bisa meningkatkan pelayanan air minum bersih kepada masyarakat.
"Pastikan air bersih benar-benar bisa sampai ke pipa-pipa ke rumah warga," kata anggota Fraksi PDIP, Pantas Nainggolan, di gedung DPRD, kemarin.
Dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara 2020, PAM Jaya awalnya mengajukan PMD sebesar Rp 3,39 triliun. Anggaran itu kemudian direvisi menjadi Rp 1,77 triliun. Namun belakangan angkanya dipangkas lagi menjadi Rp 700 miliar. Bahkan, dalam pengesahan, PMD untuk PAM Jaya ditetapkan sebesar Rp 516 miliar.
"Itu juga masih menjadi perdebatan karena pemasangan instalasi kan masih jadi kewajiban dua mitranya (Palyja dan Aetra)," kata Pantas.
Sejumlah anggota Dewan juga menilai pengelolaan air minum bersih di Ibu Kota masih jauh dari janji-janji yang telah disepakati pemerintah. Namun Ketua Badan Anggaran DPRD Prasetyo Edi Marsudi tetap mengetok PMD sesuai dengan usul terakhir PAM Jaya.
Ketua Komisi D Ima Mahmuda mengatakan, dalam pembahasan di tingkat Komisi, angka Rp 516 miliar untuk penyertaan modal PAM Jaya sebenarnya telah ditolak. Anggota Komisi D hanya sepakat pada angka Rp 240 miliar. "Itu masih terlalu besar (Rp 516 miliar)," kata Ida.
Menurut Ima, PAM Jaya belum memiliki kewenangan untuk membangun jaringan pipa air minum di Ibu Kota. Kewenangan ini masih berada di dua perusahaan swasta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra), hingga 2023. Upaya pemerintah untuk penghentian penswastaan air bersih juga belum menunjukkan perkembangan sejak penandatanganan head of agreement PDAM Jaya dengan Aetra, April lalu. "Kalau dibangun instalasi sekarang, keuntungan masuk ke swasta," ujar dia.
Direktur Utama PDAM Jaya, Priyatno Bambang Hernowo, belum memberikan penjelasan ihwal anggaran untuk penyertaan modal itu. Namun sebelumnya, ia mengatakan, PAM Jaya akan berupaya mencapai target cakupan layanan air bersih hingga 82 persen pada 2023.
Priyatno mengklaim sejumlah program sudah dijalankan untuk meningkatkan jumlah konsumen baru. Misalnya saja program reinforcement dan extension jaringan transmisi serta distribusi. Jika program itu rampung, diperkirakan bisa menambah 15 ribu pelanggan di Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat. Selain itu, ada program pengoptimalan suplai DCR4 dan Cikokol untuk area Cengkareng dan Pegadungan. Program ini menargetkan penambahan pelanggan baru sebesar 1.047 orang.
Priyatno mengatakan program SPAM Jatiluhur I juga dapat meningkatkan pelayanan distribusi air bersih ke 200 ribu pelanggan. Hingga 2018, kata dia, luas cakupan air bersih di Jakarta masih berkisar 61 persen. PAM Jaya kemudian menargetkan pencapaian 63 persen pada akhir tahun ini. Sedangkan pada 2020, seluruh program PAM Jaya diklaim akan menambah cakupan jaringan air bersih sebesar 5,9 persen. "Anggaran nanti diajukan dalam APBD Perubahan 2020," kata Priyatno. GANGSAR PARIKESIT | FRANSISCO ROSARIANS
Dewan Minta PAM Jaya Tingkatkan Pelayanan