JAKARTA – Proyek light rail transit (LRT) Jabodebek direncanakan selesai pada 2021. Saat ini pembangunan masuk pada pekerjaan struktur di Lintas Pelayanan II Cawang-Dukuh Atas.
"Pekerjaan struktur itu antara lain fondasi, pier, pierhead, dan girder di Jalan Setiabudi Tengah serta portal di Jalan Rasuna Said," kata Corporate Secretary PT Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata, kemarin. PT Adhi Karya adalah kontraktor untuk LRT Jabodebek.
Dengan alasan keamanan, PT Adhi Karya telah meminta agar arus lalu lintas di lokasi pengerjaan proyek untuk dialihkan. Sebab, banyak material bangunan yang bisa sewaktu-waktu jatuh dan itu akan membahayakan pengguna jalan. Atas dasar itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta menutup jalur putaran di sisi selatan tugu 66 sejak 3 Agustus lalu. Rencananya penutupan ini dilakukan selama 10 bulan hingga 30 Mei 2020.
Berdasarkan pengamatan Tempo, lalu lintas di Jalan Rasuna Said tampak padat pada pukul 17.30 kemarin. Namun kendaraan tetap bergerak sehingga tidak menimbulkan kemacetan parah. Pemandangan ini sebenarnya sudah biasa terlihat sebelum pengerjaan proyek LRT dimulai.
Seorang pengendara bernama Ahmad Khudori mengatakan rencana pengerjaan proyek LRT di Jalan Rasuna Said sudah disosialisasi jauh-jauh hari. Karena itu, banyak pengendara yang menghindari jalan tersebut. "Saya sudah lihat pengumumannya sejak pekan lalu, jadi sudah prepare," ujarnya.
Untuk menghindari kemacetan, pria berusia 36 tahun itu menggunakan aplikasi pemandu jalan. Aplikasi tersebut dapat menunjukkan jalur alternatif yang bisa dilalui. "Di Waze juga sudah ada keterangannya," ujarnya.
Pembangunan proyek LRT Jabodetabek sebelumnya telah berdampak pada lalu lintas di Jalan Setiabudi Tengah, Jakarta Selatan. Titik pengerjaan proyek berada di samping jalan layang H.O.S. Cokroaminoto menuju Landmark Tower. Rekayasa lalu lintas di jalan itu diterapkan mulai 17 Juni 2019 hingga 30 September 2020.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengimbau kepada pengendara agar menghindari ruas jalan yang terimbas proyek LRT tersebut. Pemerintah telah menyesuaikan pengaturan lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan.
Terkait dengan progres pembangunan proyek LRT Jabodebek, Syahgolang menjelaskan, total progres pengerjaan LRT tahap satu hingga akhir Juni telah mencapai 63.8 persen. Pada lintas pelayanan Cawang-Cibubur mencapai 83.5 persen. Lalu pada lintas Cawang-Bekasi Timur mencapai 57.8 persen. "Sedangkan lintas Cawang-Dukuh Atas mencapai 52.6 persen," katanya.
PT Adhi Karya telah menerima pembayaran ketiga LRT Jabodebek tahap I pada 29 Mei 2019 senilai Rp 1,2 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator LRT Jabodebek. Pembayaran tersebut sebagai realisasi progres pembangunan Juli 2018 hingga September 2018.
Sebelumnya, PT Adhi Karya telah menerima pembayaran pertama proyek LRT untuk progres pekerjaan dari September 2015 sampai September 2017 senilai Rp 3,4 triliun. Sedangkan pembayaran kedua untuk progres pekerjaan dari Oktober 2017 hingga Juni 2018 sebesar Rp 2,5 triliun.
Menurut Syahgolang, dari total kontrak senilai Rp 20,2 triliun, PT Adhi Karya telah menerima pembayaran Rp 7,1 triliun. Perusahaannya telah mengajukan pembayaran keempat untuk progres pekerjaan dari Oktober 2018 sampai dengan Maret 2019 senilai Rp 2,8 triliun. INGE KLARA SAFITRI
Rekayasa Lalu Lintas di jalan Rasuna Said