JAKARTA - Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) memperkirakan ada 129 kelurahan di Jakarta yang berpotensi terendam banjir pada musim hujan mendatang. Hampir separuh dari jumlah kelurahan di Ibu Kota tersebut rentan diterjang banjir karena terhentinya program normalisasi 13 sungai.
Kepala BBWSCC Bambang Hidayah menuturkan perkiraan jumlah kelurahan rawan banjir itu didasari data kelurahan yang terendam banjir pada Februari tahun lalu. "Data itu masih jadi acuan kami karena kegiatan normalisasi (sungai) kan belum ada proses. Terkendala pembebasan lahan," ujar dia kepada Tempo, Jumat pekan lalu.
Pada Februari lalu, sejumlah kelurahan di Jakarta diterjang air bah kiriman dari hulu Kali Ciliwung. Kala itu, banjir merendam kelurahan yang berdekatan dengan aliran sungai tersebut, seperti Pejaten Timur (Jakarta Selatan), Cililitan, Cawang, hingga Kampung Melayu (Jakarta Timur). Banjir kala itu mengakibatkan 11.824 jiwa mengungsi ke 55 lokasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Musim hujan di Jakarta diperkirakan dimulai pada November mendatang. Adapun puncaknya diprediksi terjadi pada Februari. Pada bulan-bulan tersebut, menurut Bambang, potensi banjir berasal dari luapan sejumlah sungai seperti Kali Angke, Pesanggrahan, Krukut, Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Sunter, Cipinang, dan Cengkareng Drain. Kelurahan yang paling berpotensi terendam banjir kebanyakan berada di pinggir Ciliwung, yakni 28 kelurahan.
Bambang menuturkan program normalisasi sungai tahun ini tersendat karena terganjal masalah pembebasan lahan. Normalisasi sungai Ciliwung, misalnya, baru berjalan sekitar 16 kilometer. Padahal, Balai Besar berencana melebarkan aliran sungai itu sepanjang 33 kilometer.
Normalisasi sungai di Jakarta dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui BBWSCC. Adapun pembebasan lahannya menjadi tugas Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.
Tahun ini, pemerintah DKI mengalokasikan dana pembebasan lahan untuk normalisasi sungai sebesar Rp 853 miliar. Namun, hingga awal September lalu, realisasi penyerapan anggarannya baru Rp 400 miliar.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI, Rodia Renaningrum, mengklaim telah mengantisipasi potensi banjir pada musim hujan mendatang. Misalnya, Dinas mengeruk waduk-waduk di kawasan hulu agar menampung banyak air pada musim hujan.
Dinas juga menyiagakan pompa-pompa air. Dinas memiliki 436 pompa stasioner di 153 lokasi. Selain itu, Dinas memiliki 102 unit pompa mobile. Kondisi pompa-pompa itu, menurut Rodia, 92 persen dalam keadaan baik, 6 persen dalam perbaikan, dan 2 persen perlu diganti. ADAM PRIREZA | GANGSAR PARIKESIT
Ancaman Banjir dan Mitigasinya
Penyebab utama banjir di Ibu Kota bukanlah hujan lokal. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Bambang Hidayah, mengatakan banjir terjadi karena sungai-sungai di Jakarta tak mampu menampung air kiriman dari hulu, lantaran adanya pendangkalan dan penyempitan di bagian hilir. Karena normalisasi sungai-sungai itu terganjal masalah pembebasan lahan, pada musim hujan tahun ini Jakarta kembali terancam terendam banjir. "Kondisi sekarang ini masih sama dengan kondisi banjir (Februari) lalu," ujar Bambang, Jumat pekan lalu.
Berikut ini kelurahan di sekitar aliran kali yang berpotensi diterjang banjir:
Nomor | Sungai/Kali | Jumlah Kelurahan | 1 | Kali Angke | 6 | 2 | Kali Pesanggrahan | 21 | 3 | Kali Krukut | 12 | 4 | Kali Ciliwung | 28 | 5 | Kanal Banjir Barat | 10 | 6 | Kali Ciliwung Lama | 9 | 7 | Kali Sunter | 23 | 8 | Kali Cipinang | 12 | 9 | Cengkareng Drain | 8 |
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah menyiapkan langkah mitigasi bencana banjir pada musim hujan mendatang. Hal itu antara lain:
Penyiagaan pompa air:
- Pompa stasioner 436 unit di 153 lokasi.
- Pompa mobile 102 unit
Pasukan biru (pembersih kali):
5.186 personel.
Alat berat:
- Ekskavator amfibi 104 unit.
- Ekskavator 127 unit.
- Ekskavator spider 7 unit.
- Dump truck 383 unit.
- Loader 3 unit.
SUMBER: BBWSCC | DINAS SUMBER DAYA AIR