Air Tak Mengalir di Bambu Larangan
Tepian Kali Bambu Larangan, Kalideres, Jakarta Barat, tiap pagi hingga siang dipenuhi ibu-ibu yang tengah mencuci pakaian. Meski air kali berwarna hijau pekat, mereka tak peduli. "Empat hari enggak ada pasokan air sama sekali. Ya, sudah, saya cuci baju saja di kali," kata Sariah, 60 tahun, warga RW 09 yang ditemui Tempo, kemarin.
Pasokan air yang dimaksud Sariah berasal dari PT Palyja. Air yang biasanya mengalir dari perusahaan itu sirna sejak awal September ini. Untuk mandi, warga terpaksa membeli air dengan harga Rp 5.000 per satu pikul. Untuk mencuci, mereka memanfaatkan air sungai.
Tepian Kali Bambu Larangan, Kalideres, Jakarta Barat, tiap pagi hingga siang dipenuhi ibu-ibu yang tengah mencuci pakaian. Meski air kali berwarna hijau pekat, mereka tak peduli. "Empat hari enggak ada pasokan air sama sekali. Ya, sudah, saya cuci baju saja di kali," kata Sariah, 60 tahun, warga RW 09 yang ditemui Tempo, kemarin.
Pasokan air yang dimaksud Sariah berasal dari PT Palyja. Air yang biasanya mengalir dari perusahaan itu sirna sejak aw
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini