Pungutan Liar Menjamur di Pelabuhan
Dari balik kemudinya, Yahya, 40 tahun, mengarahkan trailer Fuso-nya menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Pria yang sudah belasan tahun menjadi sopir ini sudah paham apa yang menantinya di dalam sana. "Pungli (pungutan liar) di mana-mana," katanya. Sebagai sopir, ia tak menerima gaji bulanan. Ia dibayar per rit atau satu kali perjalanan pulang-pergi. "Biasanya Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. Tergantung jarak," ujarnya.
Selain itu, mereka dibekali uang jalan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini