Sebanyak 63 persen potensi menjadi radikal berasal dari kalangan siswa SMA.
MAKASSAR - Kelompok-kelompok radikal diyakini semakin aktif memanfaatkan media sosial untuk menjaring kalangan anak muda. Mereka dideteksi awalnya melontarkan isu perdamaian demi mengail simpati sebelum kemudian membelokkan pembicaraan ke arah kekerasan dan penghasutan. "Terbukti selama ini media sosial di Internet dipenuhi konten hasutan dan ajaran kekerasan," kata Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayor Jenderal Agus Sur
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini