Dari Nadira Hingga Home
Hujan menyirami sore di Fort Rotterdam. Namun rasa gerah tak juga pergi. Butiran-butiran keringat yang bercucuran tak juga reda. Sekitar seratus orang mengisi ruang chapel. Hening. Hanya ada suara hujan yang mengiringi sepenggal cerita Nadira yang dibacakan Ibe S. Palogai. "Sttt...," ucapnya, memulai merapal kata demi kata.
Tak hanya peserta, Leila S. Chudori, penulis Nadira, dan editor dari Kepustakaan Populer Gramedia, Christina Udiani, juga ta
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini