Sirkulasi Elite, Negarawan, dan Bandit Demokrasi
Mohd. Sabri AR
Dosen Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin
G. Mosca, The Rulling Class (1939), dan V. Pareto, Mind and Society (1935), dapat dipandang sebagai figur-figur awal yang mengidentifikasi fenomena kehadiran elite dalam sebuah masyarakat. Kedua ilmuwan tersebut mendaku, elite dibaca sebagai minoritas terbatas yang melaksanakan kekuasaan dan pengaruhnya karena keahlian mereka dalam "mengelola" sejumlah sumber daya yang menyebar dalam masyarakat. Filsuf Johan Galtung menyimpulkan, akumulasi sumber daya tersebut meliputi kekuasaan ideologi, renumeratif, dan punitif.
Realisme politik menunjukkan, elite yang mampu menguasai ketiga jenis sumber daya ini akan dapat melaksanakan misinya dengan baik. Sebaliknya, massa yang secara sadar "mengakui" kualifikasi elite akan memberi legitimasi terhadap kepemimpinan elite tersebut. Hal ini mengandaikan, setiap aspiran di Indonesia yang ingin menembus "lingkar elite" kekuasaan hendaknya membekali diri dengan tiga sumber daya tersebut.
Mohd. Sabri AR
Dosen Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin
G. Mosca, The Rulling Class (1939), dan V. Pareto, Mind and Society (1935), dapat dipandang sebagai figur-figur awal yang mengidentifikasi fenomena kehadiran elite dalam sebuah masyarakat. Kedua ilmuwan tersebut mendaku, elite dibaca sebagai minoritas terbatas yang melaksanakan kekuasaan dan pengaruhnya karena keahlian mereka dalam "mengelola" sejumlah sumber daya yang menyebar dalam m
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini