Ekstasi Pandora
Bagaimana Kalau, puisi Taufik Ismail yang ditulis pada 1971 dari kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, terbitan Yayasan Ananda, 1998 (hlm. 91), menyampaikan pertanyaan yang agaknya masih terus relevan.
Yudhistira Sukatanya
Penulis di Komunitas Matakaraeng dan Pengurus Dewan Kesenian Makassar
Bagaimana kalau segala yang kita angankan terjadi,
dan segala yang terjadi pernah kita rancangkan,
Bagaimana kalau akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya sehingga di
kamar tidur kau dengar deru bom Vietnam, gemersik sejuta kaki
pengungsi, gemuruh banjir dan gempa bumi serta suara-suara
percintaan anak muda, juga bunyi industri presisi dan
margasatwa Afrika...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini