maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Kekerasan Atas Nama Agama

Aslan Abidin
DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

"Ketika itu, orang lebih gampang dibunuh daripada ayam," begitu kakek-nenek saya sering bercerita mengenang kengerian semasa pemberontak Kahar Muzakkar. Kakek-nenek-juga ayah-ibu dan hampir semua keluarga sekerabat saya-memanglah korban kekacauan yang ditimbulkan Muzakkar selama 15 tahun di Sulawesi Selatan.

Kisah-kisah mereka adalah horor mengerikan pertama yang saya-dan kebanyakan anak seusia saya di Sulawesi Selatan-dengar dan kenali sejak kecil. Kengerian itu selalu terasa lengkap karena ditopang alasan fikrah agama. Sesuatu yang sungguh terasa janggal. Sebab, agama ternyata juga menjadi tempat mengenal kengerian.

Lalu kini, saya membayangkan diri suatu saat kelak, menahan gidik bercerita kepada anak-cucu saya tentang kekacauan oleh gerombolan Front Pembela Islam (FPI). "Kala itu, orang diserbu dan ditabrak mati, lebih enteng daripada merapal zikir." Tentu sembari menguatkan diri bahwa anak-cucu saya akan punya cara sendiri menyempurnakan kengeriannya yang berhaluan agama.

arsip tempo : 171163130034.

. tempo : 171163130034.

Aslan Abidin
DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

"Ketika itu, orang lebih gampang dibunuh daripada ayam," begitu kakek-nenek saya sering bercerita mengenang kengerian semasa pemberontak Kahar Muzakkar. Kakek-nenek-juga ayah-ibu dan hampir semua keluarga sekerabat saya-memanglah korban kekacauan yang ditimbulkan Muzakkar selama 15 tahun di Sulawesi Selatan.

Kisah-kisah mereka adalah horor mengerikan pertama yang saya-dan ke

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024

  • 25 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan