maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Balada Sawah dan Pesona yang Hilang

Ahyar Anwar
DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR SERTA PENELITI SOSIAL DAN ILMU-ILMU HUMANIORA UNM

Dulu, di sepanjang Jalan Hertasning Baru, Kota Makassar, terpampang sawah yang meruah dan melampaui batas pandangan kita. Dulu, di sepanjang Jalan Andi Pangerang Pettarani, juga terpampang sawah yang melimpah, tapi kini telah tertutup oleh beton-beton yang tinggi. Mungkin hanya tinggal menunggu waktu saja semua sawah di rentang kiri-kanan Jalan Hertasning Baru akan berubah menjadi komposisi beton-beton. Kejadian miris terjadi pada hampir semua kota besar dan kota-kota kecil yang sedang tumbuh.

Masyarakat Sulawesi Selatan umumnya memandang sawah sebagai sebuah ruang sakral yang sangat spiritual. Sawah dipandang sebagai ruang historis asal mula manusia sekaligus masa depan. Nyaris sama dengan konsep waktu dalam sudut pandang Islam yang menjangkau kini dan nanti. Sawah ditempatkan sebagai ruang untuk menilai politik, ekonomi, dan spiritualitas sekaligus.

arsip tempo : 171329917397.

. tempo : 171329917397.

Ahyar Anwar
DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR SERTA PENELITI SOSIAL DAN ILMU-ILMU HUMANIORA UNM

Dulu, di sepanjang Jalan Hertasning Baru, Kota Makassar, terpampang sawah yang meruah dan melampaui batas pandangan kita. Dulu, di sepanjang Jalan Andi Pangerang Pettarani, juga terpampang sawah yang melimpah, tapi kini telah tertutup oleh beton-beton yang tinggi. Mungkin hanya tinggal menunggu waktu saja semua sawah di renta

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 16 April 2024

  • 15 April 2024

  • 14 April 2024

  • 13 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan