Mimpi dan yang Tersembunyi
Shinta Febriany
PENYAIR DAN SUTRADARA TEATER
Saya terbangun di sebuah dinihari yang berdengung. Rupanya hujan di luar sana. Bukan hujan itu yang membuka mata saya, melainkan sebuah mimpi yang cukup mengerikan. Saya sedang berjalan-jalan ketika tiba-tiba seekor ular menggigit kaki saya. Entah di mana lokasi mimpi saya itu. Dan ular itu? Rasanya ada sebuah adegan sebelum ia menggigit saya. Mungkin kami sempat berpandangan. Saya lupa. Saya berupaya mengingat keseluruhan mimpi yang membuat saya berkeringat itu, tapi gagal. Rincian dari mimpi itu lenyap, meninggalkan saya begitu cepat. Tersisa di ingatan saya hanyalah gambar-gambar kabur atau kalimat-kalimat tak lengkap. Saya tak bisa menceritakan mimpi itu dengan sempurna.
Shinta Febriany
PENYAIR DAN SUTRADARA TEATER
Saya terbangun di sebuah dinihari yang berdengung. Rupanya hujan di luar sana. Bukan hujan itu yang membuka mata saya, melainkan sebuah mimpi yang cukup mengerikan. Saya sedang berjalan-jalan ketika tiba-tiba seekor ular menggigit kaki saya. Entah di mana lokasi mimpi saya itu. Dan ular itu? Rasanya ada sebuah adegan sebelum ia menggigit saya. Mungkin kami sempat berpandangan. Saya lupa. Saya berupaya
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini