Kritik Batu
Lima orang berbalut kain putih melangkah di atas kerikil. Mereka berdiri sejajar tanpa alas kaki. Empat di antaranya menenteng bambu yang dibentuk serupa prisma segitiga. Lebarnya pas untuk dijangkau rentangan tangan. Seorang lagi perempuan memimpin di depan. Langkahnya juga gontai. Ia membawa dupa dengan bara api masih menyala. Bersahut-sahutan, mereka bersuara lirih mirip bebek. “Kwak, Kwek, Kwak, Kwek.” Begitu seterusnya.
Langkah mereka t
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini