Menyantap Kue Tradisional tanpa ke Pasar
Udara dingin masih terasa, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 09.00. Air hujan sisa semalam masih membasahi Kota Makassar. Demi menghangatkan tubuh, Nur Hasanah meminggirkan sepeda motornya di salah satu rumah toko di Jalan Rappocini. Kakinya bergerak menuju Cafe Omaku, yang baru saja buka.
Di depan lemari menu, langkahnya terhenti. Tangannya langsung menunjuk kue thok dan telur hijau. “Kue thoknya dua dan kue telur hijaunya satu,” kata
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini