Menghadapi Bos yang Tidak Kompeten
Seorang guru honorer di Lumajang, Jawa Timur, sebut saja Yati, menghadapi kepala sekolah yang dinilai tidak kompeten. Mengurus keterlambatan gaji anak buahnya saja, menurut Yati, si kepala sekolah tidak mampu.
Yati tidak sendirian. Masalah serupa dialami Toni--bukan nama sebenarnya--karyawan swasta di Jakarta, yang menilai bosnya kurang kompeten lantaran tidak peduli terhadap beban kerja anak buahnya.
Sebagai karyawan, baik Yati maupun Toni--dan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini