Asus
Produsen lain yang juga serius menggarap pasar perangkat bergerak adalah Asus. "Kami ingin mengulang kesuksesan dalam memasarkan notebook," ujar Manajer Produk dan Pemasaran Asus Indonesia, Juliana Cen, di Jakarta, pekan lalu.
Sebelumnya, lembaga riset International Data Corporation (IDC) melaporkan, notebook merek Asus paling banyak terjual di Indonesia sepanjang 2013. Jumlah yang terjual yaitu 894.691 unit dengan raihan pangsa pasar 25,4 persen. Total penjualan ini meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
Meski demikian, Juliana mengakui, kompetisi antarmerek di Indonesia sangat ketat. Apalagi merek lokal, bisa dibilang termasuk kompetitor yang kuat. Menurut dia, merek lokal mampu bertahan karena segmen pasarnya yang sangat luas. Selain harganya yang terjangkau, kualitasnya pun terbilang cukup baik.
Untuk menghadang kompetitornya tersebut, perusahaan asal Taiwan ini menjual produk yang dibekali dengan teknologi canggih. Sabak digital dan telepon pintar yang diproduksi Asus dibekali dengan prosesor Intel. "Teknologi Intel selama ini sukses di bidang komputer," kata Juliana.
Produk andalan Asus adalah sabak digital FonePad 7, serta rangkaian telepon pintar seri ZenFone 4, ZenFone 5, dan ZenFone 6. Kedua jenis produk tersebut sudah bisa dijumpai di Tanah Air.
FonePad 7 menggunakan Intel Atom Multicore Processor dengan hyper threading technology. Kapasitas memori internalnya mampu menampung file seukuran 16 gigabita. Adapun harganya dibanderol Rp 1,699 juta.
Sementara itu, seri ZenFone mengusung kualitas layar yang menggunakan teknologi Gorilla Glass 3. Prosesornya menggunakan Intel Atom Multicore. ZenFone 4 dijual seharga Rp 1,099 juta, ZenFone 5 Rp 2,099 juta, dan ZenFone 6 dibanderol Rp 3,099 juta.
Asus juga memperkenalkan sabak digital mini Fonepad Note 6 yang dilengkapi dengan pena stylus. Berbeda dengan seri Zenfone, produk ini dijual dengan harga cukup tinggi, yaitu Rp 5,99 juta. "Untuk produk ini, kami tidak menargetkan penjualan dengan jumlah tinggi karena segmen pasarnya terbatas," kata Juliana.
Acer
Produsen yang juga berasal dari Taiwan ini siap berkompetisi dengan mengusung ponsel pintar yang menjadi andalannya tahun ini, yaitu Liquid E3. Tidak tanggung-tanggung, Acer menyematkan flash di kamera depan ponsel ini. Teknologi ini diklaim sebagai yang pertama ada di kamera depan.
"Kami ingin menghadirkan pengalaman yang berbeda," ujar Deputi Presiden Direktur Acer Indonesia, Herbet Ang. Dia melanjutkan, teknologi canggih juga merupakan bagian dari inovasi perusahaannya.
Acer pun ingin mengadopsi teknologi yang ada di komputer ke ponsel pintar. Herbet juga mengatakan, Acer secara khusus berinvestasi di divisi riset dan pengembangan. "Ini untuk mengetahui kebutuhan masyarakat," ucapnya.
Liquid E3 memiliki ukuran layar 4,7 inci dengan bobot 135 gram. Teknologinya menggunakan in-plane switching (IPS) yang menghasilkan kualitas high-definition (HD). Ponsel ini dibekali dengan prosesor quad-core 1,2 gigahertz dengan RAM 2 gigabita. Kecepatan RAM ini menunjang penggunaan banyak aplikasi, antara lain musik, video, dan game.
Sistem operasinya adalah Android 4.2.2 atau Jelly Bean yang dapat diperbarui menjadi Android 4.4 atau KitKat. Memori internalnya mampu menampung file sebesar 16 gigabita. Terdapat dua slot kartu SIM. Satu unit dibanderol Rp 3,899 juta.
Herbet mengatakan, dalam memasarkan produk tersebut, Acer berfokus pada konsumen berusia 25-35 tahun. Di usia tersebut, orang membutuhkan perangkat dengan performa yang cepat dan bisa menjalankan banyak fungsi.
Sedangkan untuk kategori pemakai pemula, Acer memasarkan Liquid Z4 yang dibanderol Rp 999 ribu.
Pemerhati perangkat bergerak, Herry S.W., tidak meragukan kualitas perangkat bergerak buatan perusahaan yang mengawali bisnisnya di produksi komputer. "Secara kualitas, tidak perlu dirisaukan," kata dia.
Dia menyebutkan, hal yang harus diperhatikan produsen adalah jalur distribusinya. Salah pilih mitra distributor, masyarakat malah bisa kehabisan barang. Sejauh ini, Herry menilai, pendistribusian produk merek HP dan Acer sudah cukup baik.
Herry justru mengkritik cara berpromosi yang dilakukan Asus terhadap seri ZenFone. "Program pre-order ada di mana-mana, tapi barangnya selalu habis," katanya.
Dia meragukan apakah memang barang tersebut habis terjual atau memang tidak disalurkan dengan benar. Menurut Herry, di sinilah pentingnya bagi produsen dalam memilih mitra bisnis yang berpengalaman. SATWIKA MOVEMENTI