Afganistan Merayakan Demokrasi
KABUL - Rakyat Afganistan membuktikan bahwa ancaman boikot pemilihan umum, pembunuhan kandidat, dan serangkaian bom bunuh diri bukanlah alasan untuk tak terlibat dalam pesta demokrasi pertama setelah tumbangnya rezim Taliban.
Pada Minggu (18/9), jutaan orang dari sekitar 12,5 juta pemilih hak suara keluar rumah dan antre di 6.270 tempat pemungutan suara yang didirikan di berbagai tenda, sekolah, dan masjid. Sejumlah insiden berdarah tetap terjadi,
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini