LONDON – Pemerintah Inggris berupaya melobi Prancis agar mencabut larangan pengiriman barang dari Inggris akibat munculnya varian baru Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengatakan dirinya telah berbicara dengan pemerintah Prancis untuk mencari solusi masalah tersebut.
"Kami berbicara dengan kolega kami di Prancis terus-menerus. Kami sedang bekerja untuk mendapatkan resolusi," kata Patel, kemarin.
Varian baru corona yang melanda Inggris menyebabkan puluhan negara Eropa menerapkan kebijakan pembatasan yang ketat hingga menerapkan larangan penerbangan dari Inggris. Tak hanya menghentikan penerbangan dari Inggris, Prancis juga memblokir semua moda transportasi, termasuk pengiriman barang dari jalur darat, udara, laut, dan kereta api.
Akibat pelarangan itu, rute perdagangan penting Eropa di tepi tebing Brexit terhenti. Antrean truk pembawa barang mengular. Ratusan pengemudi terdampar di jalan di wilayah Inggris. Mereka menunggu untuk diizinkan menyeberang ke Prancis.
Krisis yang terjadi di perbatasan ini menyebabkan kepanikan dalam berbelanja di Inggris. Para pembeli mengosongkan rak-rak makanan dan logistik di supermarket, seperti kalkun, tisu toilet, roti, dan sayuran.
Pemerintah Inggris mengatakan bakal ada cukup makanan untuk Natal. Namun pemimpin pasar Tesco mengatakan pasokan makanan akan terpengaruh jika gangguan pasokan barang berlanjut. Supermarket pun mencari transportasi alternatif untuk mengirim makanan, termasuk menggunakan kapal feri langsung dari Spanyol serta meningkatkan stok dari Belanda.
Patel mengatakan ada opsi agar para pengemudi truk yang membawa barang kiriman dites massal Covid-19 terlebih dulu. Namun tes swab Covid-19 itu akan memakan waktu 24-48 jam untuk mengetahui hasilnya. Dengan demikian, tidak bisa dipastikan seberapa cepat truk dapat bergerak pada hari Natal nanti.
Penemuan varian baru virus corona menabur gelombang kepanikan baru pada masa pandemi yang telah menewaskan 1,7 juta orang di seluruh dunia ini. Negara-negara di seluruh Eropa telah menangguhkan perjalanan dari Inggris sejak akhir pekan lalu. Jerman memberlakukan larangan bagi pelancong Inggris mulai Selasa hingga 6 Januari mendatang.
Varian baru virus corona ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada September lalu. Lebih dari seribu kasus dari satu varian virus baru itu teridentifikasi dalam beberapa hari belakangan di Inggris, terutama di wilayah selatan. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengaitkan temuan kasus virus varian baru ini dengan lonjakan jumlah kasus Covid-19 yang terjadi di Inggris.
"Kami telah mengidentifikasi jenis baru virus corona, yang mungkin terkait dengan penyebaran yang lebih cepat di bagian tenggara Inggris," katanya.
Selain Inggris, varian baru virus corona terdeteksi di beberapa negara lain, seperti Denmark dan Italia. Para peneliti genom menemukan bahwa varian ini lebih mudah menular. "Analisis awal menunjukkan bahwa jenis ini berkembang lebih cepat dibanding jenis virus yang sudah ada," ujar Hancock.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan negara-negara anggota untuk membahas strategi melawan varian baru virus corona tersebut. Direktur Regional WHO Hans Kluge mengatakan sementara ini lembaganya mengimbau agar masyarakat membatasi perjalanan untuk menghambat penyebaran. "Membatasi perjalanan untuk menahan penyebaran adalah kebijakan yang bijaksana sampai kami memiliki info yang lebih baik. Rantai pasokan untuk barang-barang penting dan perjalanan esensial harus tetap berjalan," katanya.
REUTERS | MAYA AYU PUSPITASARI
Inggris Lobi Prancis Cabut Larangan Pengiriman Barang