HONG KONG – Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan bahwa Hong Kong ada kemungkinan mencatat pertumbuhan negatif untuk tahun ini. Unjuk rasa yang terjadi selama berbulan-bulan telah mengganggu ekonomi dan memberikan pukulan bagi sektor pariwisata dan retail.
Lam mengatakan hal ini sehari setelah Menteri Keuangan Paul Chan menyatakan Hong Kong jatuh ke dalam resesi dan tidak mungkin mencapai pertumbuhan apa pun pada tahun ini. "Penilaian kami saat ini, selama 2019 menunjukkan pertumbuhan negatif, yang berarti kami tidak akan mampu mencapai pertumbuhan positif yang sudah direvisi dari 0 ke 1 persen," ujar Lam, kemarin. "Situasinya sangat suram."
Lam yang didukung Beijing mengatakan pemerintah akan mengumumkan sejumlah paket kebijakan untuk meningkatkan perekonomian begitu kerusuhan di bekas koloni Inggris yang diserahkan ke Cina pada 1997 itu mereda. Lam tidak memerinci langkah-langkah kebijakan yang dimaksud. Meski begitu, pemerintah pada pekan lalu mengumumkan adanya bantuan sebesar HK$ 2 miliar, menyusul paket HK$ 19,1 miliar pada Agustus lalu untuk mendukung perekonomian.
Aksi protes melanda Hong Kong sejak Juni lalu. Bermula dari penolakan legalisasi Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi, yang memungkinkan seorang tersangka dibawa dan diadili di Cina, unjuk rasa berkembang ke isu reformasi politik di Hong Kong.
Menurut data, Hong Kong adalah rumah bagi sekitar 340 ribu perusahaan kecil dan menengah yang mampu menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 1,3 juta orang. Jumlah itu menyumbang sekitar 45 persen pekerjaan, tidak termasuk layanan sipil, dan 98 persen unit bisnis lainnya.
Akibat berlarut-larutnya demo, pertokoan di sejumlah lokasi terpaksa tutup. Restoran, hotel, dan gerai retail yang banyak di antaranya melayani sebagian besar wisatawan Cina daratan membentuk pilar utama sektor usaha kecil yang mempekerjakan lebih dari satu juta orang.
"Ini hanya sepertiga dari para pejalan kaki yang berkunjung dibandingkan dengan masa lalu. Dalam beberapa hari, hampir tidak ada toko yang buka di mal ini," ujar seorang warga bermarga Lam. Reuters sempat mengunjungi pusat belanja The Capital, tempat toko Lam yang tersisa. Di lokasi itu hampir separuh unit toko terpaksa tutup atau dikosongkan.
Untuk tetap bertahan, Lam terpaksa menutup toko yang lain di Distrik New Territories, lokasi yang kerap menjadi sasaran aksi demonstrasi antara pengunjuk rasa dan polisi. Di sekitar kawasan pusat belanja dan hotel Tsim Sha Tsui, di toko-toko yang ditutup bertuliskan "To Let" karena adanya tuntutan untuk membayar sewa. "Banyak toko menunggu waktu untuk mati," ujar Bob Yip, operator Wing Li Dispensary, yang terletak di rute protes populer Causeway Bay di Hong Kong.
Jumlah wisatawan juga anjlok. Jumlah pengunjung turun hampir 50 persen pada Oktober. Penurunan ini menjadi rekor penurunan dalam penjualan retail, sehingga meningkatnya pengangguran dan kebangkrutan. Operator retail, dari pusat belanja utama hingga bisnis keluarga, terpaksa tutup selama beberapa hari dalam beberapa bulan terakhir.
Pada awal bulan ini, perusahaan keuangan Goldman Sachs memperkirakan Hong Kong mungkin telah kehilangan deposito sebanyak US$ 4 miliar untuk menyaingi pusat keuangan Singapura antara Juni dan Agustus.
Menteri Chan pada Ahad lalu mendesak diakhirinya kekerasan selama demo. Chan mengatakan setidaknya 100 restoran telah tutup karena kerusuhan dengan sekitar 2.000 karyawan yang terkena dampak.
Carrie Lam mengatakan pemerintah pusat di Beijing yakin pemerintahannya dapat mengembalikan kota ke keadaan normal. Lam mendukung adanya penegakan hukum dan ketertiban selama demo.
Sejumlah pengamat menyatakan perusahaan-perusahaan besar yang terkena dampak unjuk rasa Hong Kong akan mencari cara dengan kembali membangun jaringan yang lebih luas, akses ke modal darurat, atau bisnis internasional. Namun, banyak perusahaan kecil tidak memiliki jaring pengaman seperti itu.
"Ini situasi yang sangat serius," ujar Brian King, dosen tamu di School of Hotel and Tourism Management di Hong Kong Polytechnic University. "Tidak ada penyangga bagi pemilik sehingga tidak mudah bagi mereka mendapatkan pinjaman dan tidak ada sistem kesejahteraan yang sangat kuat di Hong Kong." CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | BBC | SUKMA LOPPIES
Carrie Lam Peringatkan Hong Kong di Ambang Resesi