ATHENA - Negara-negara kreditor Uni Eropa kemarin siap-siap mulai merundingkan dana talangan untuk Yunani setelah parlemen Yunani setuju menerima paket dana talangan itu. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras akan segera merundingkan dana talangan sebesar 86 miliar euro atau Rp 1.263 triliun dari Uni Eropa untuk menyelamatkan Athena dari kebangkrutan dan kemungkinan merusak mata uang euro.
Selain menerima dana talangan, parlemen Yunani meloloskan sejumlah kebijakan, seperti Undang-Undang Perlindungan Sipil, yang mempercepat proses pengadilan. Mereka juga mengadopsi arahan Uni Eropa untuk mendukung perbankan dan melindungi nasabah yang memiliki dana kurang dari Rp 1,5 miliar. Yunani juga menerapkan aturan bahwa pemegang saham bank dan kreditor-lah, bukan pembayar pajak, yang wajib menanggung dampak bank yang gagal.
Namun sikap parlemen itu belum menutup kemungkinan "Grexit"-keluarnya Yunani dari Uni Eropa dan zona euro. Uni Eropa masih menunggu langkah lanjutnya karena parlemen Yunani belum memutuskan soal reformasi ekonomi dan perundingan dana talangan yang baru.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyatakan "Grexit" tidak akan dibahas di meja perundingan jika Yunani memenuhi janji reformasinya kepada para kreditor internasional. "Saya harap Grexit benar-benar bukan pilihan. Tapi itu bergantung pada tahap penting kesiapan parlemen Yunani untuk menunjukkannya," kata dia, kepada radio ORF Austria.
Utang Yunani kini mencapai sekitar Rp 4.109 triliun, hampir dua kali lipat produk domestik bruto tahunan negara itu. Utang sebesar itu, kata Badan Moneter Internasional (IMF), tak mungkin dilunasi secara penuh oleh Yunani. Namun Uni Eropa, terutama Jerman, tak ingin mengeluarkan Yunani dari keanggotaannya dan menawarkan paket dana talangan.
Pekan ini, setelah lama ditutup, bank-bank di Yunani mulai buka. Namun negara-negara tetangga Yunani, seperti Rumania, Bulgaria, Makedonia, Serbia, dan Albania, masih berjaga-jaga agar bank-bank mereka tak terkena krisis juga. REUTERS | BBC | KURNIAWAN