BANGKOK - Kejaksaan Agung Thailand kemarin mendakwa 72 orang, termasuk pejabat, tentara, dan polisi, yang diduga terlibat dalam perdagangan imigran muslim Rohingya. Orang-orang asal Thailand, Myanmar, dan Bangladesh itu didakwa atas berbagai kasus, dari perdagangan manusia, kejahatan transnasional untuk membawa pekerja asing ke Thailand secara ilegal, hingga pelanggaran tugas resmi.
Sebanyak 15 terdakwa tercatat sebagai pejabat Thailand, satu orang anggota militer, dan empat polisi. Salah satu nama yang masuk daftar tersebut adalah Letnan Jenderal Manas Kongpan, petinggi militer Thailand yang dipromosikan oleh Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha saat masih menjabat panglima militer. Manas bertanggung jawab atas penegakan hukum dalam kasus perdagangan manusia di wilayah selatan Thailand.
"Dengan tuntutan ini, kami memastikan orang-orang berkedudukan tinggi tetap berada di bawah hukum Thailand," kata Wanchai Roujanavong, juru bicara Kejaksaan Agung Thailand di Bangkok. "Kasus ini menjadi prioritas karena mereka terlibat dalam kejahatan internasional yang merusak citra negara."
Dakwaan ini keluar hanya beberapa hari sebelum Amerika Serikat mengeluarkan penilaian terbaru atas upaya anti-perdagangan manusia di sejumlah negara, termasuk Thailand. Negeri Gajah Putih itu pada tahun lalu menempati posisi buncit dalam daftar tersebut akibat banyaknya kasus perdagangan manusia yang juga melibatkan negeri jiran, Malaysia.
Wanchai mengatakan dokumen kasus ini telah dikirim ke pengadilan Provinsi Songkhla, tempat kuburan massal para migran Rohingya ditemukan pada Mei lalu. Thailand mengadakan penyelidikan untuk menyapu perdagangan manusia setelah penemuan 26 mayat di kuburan di hutan dekat perbatasan Thailand-Malaysia. Kedua negara ini menjadi tujuan bagi kelompok etnis muslim Rohinya yang melarikan diri dari diskriminasi di Myanmar dan Bangladesh. BBC | REUTERS | ABC NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI