ANKARA - Turki secara mengejutkan telah mengumumkan serangan udara terhadap Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) di negara tetangganya, Suriah, kemarin. Dalam pernyataan resmi yang dilansir Al Jazeera, Perdana Menteri Ahmed Davutoglu menyatakan tiga jet tempur F-16 Turki menggempur tiga sasaran ISIS dari pangkalan udara Diyarbakir. Empat bom mengenai dua markas dan satu lokasi pertemuan ISIS. Menurut kantor berita Turki, DHA, serangan ini menewaskan 35 milisi ISIS.
Ini merupakan serangan militer pertama Turki secara langsung terhadap ISIS di Suriah. Sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011, Turki menunjukkan dukungan terhadap kelompok oposisi yang ingin menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Negara itu juga menampung jutaan warga Suriah yang terpaksa mengungsi akibat perang. Namun Ankara menolak menyerang ISIS hingga Assad jatuh.
Kebijakan ini rupanya berubah sejak serangan ISIS terhadap warga Turki terus meningkat. Pada Kamis lalu, Yalcin Nane, tentara Turki, tewas dalam pertempuran melawan ISIS di Kilis, Turki, di dekat perbatasan Suriah. Pada awal pekan ini, seorang pemuda Turki yang diduga terkait dengan ISIS meledakkan diri di antara kerumunan aktivis Kurdi yang tengah melakukan aksi damai di kota perbatasan Suruc. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 30 orang.
Selain melancarkan serangan udara, kepolisian Turki menangkap lebih dari 100 tersangka ISIS, milisi Kurdi, dan kelompok bersenjata lainnya. Seorang anggota perempuan Front Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner Marxis (DHKP/C) dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan polisi dalam penggerebekan di permukiman Bagcilar, Istanbul.
Sebanyak 5.000 polisi diturunkan dalam penggerebekan di 26 distrik di Istanbul. Di Ankara, sembilan orang ditangkap di beberapa lokasi. Total, 251 orang ditangkap dalam operasi di 13 provinsi. "Kami menggelar operasi melawan milisi ISIS dan Partai Pekerja Kurdi serta organisasi teror lainnya yang dianggap mengancam keamanan nasional," demikian pernyataan Kantor Perdana Menteri Turki.
Gebrakan lain yang dilakukan Ankara adalah mengizinkan pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat melancarkan serangan udara dari Pangkalan Udara Incirlik. Keputusan itu dibuat sehari setelah pembicaraan telepon antara Presiden AS Barack Obama dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Penggunaan Pangkalan Udara Incirlik, di dekat perbatasan Turki-Suriah, akan sangat menguntungkan pesawat-pesawat AS dalam menyerang ISIS di Suriah.
Pejabat AS dan Turki menolak merinci perjanjian dengan Turki. Namun kesepakatan tersebut dinilai cukup mengejutkan. Sebab, Turki selama ini dinilai tidak bersikap sehingga dituding melindungi ISIS. Keputusan ini juga diharapkan akan menurunkan ketegangan antara Turki dan Arab Saudi serta Yordania, yang telah lama mendesak Ankara untuk melawan ISIS.
"Kami tidak dapat menyebutnya awal operasi militer. Namun kami akan lebih terlibat dan aktif melawan ISIS," kata seorang pejabat Turki kepada Reuters.AP | REUTERS | WASHINGTON POST