BEIJING - Laut Cina Timur bergolak. Cina menolak seruan Jepang untuk menghentikan eksplorasi minyak dan gas di dekat wilayah yang disengketakan. Desakan Tokyo itu disampaikan pada Rabu lalu, ketika sebuah foto dari udara memperlihatkan 16 anjungan eksplorasi minyak yang dibangun Beijing nyaris menyentuh garis median di dekat wilayah sengketa.
Namun Cina menyatakan berhak melakukan pengeboran dan tidak mengakui garis median yang ditetapkan secara sepihak oleh Jepang. Kementerian Luar Negeri Cina menuturkan, pengeboran itu tidak dilakukan di kawasan sengketa. "Cina dan Jepang belum membuat garis perbatasan maritim di Laut Cina Timur, dan Cina tidak mengakui penandaan sepihak 'garis median' yang dibuat Jepang," kata Kementerian, dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, kemarin.
Menurut Kementerian, Cina memiliki zona ekonomi eksklusif sejauh 200 mil laut atau 370 kilometer dan lempeng benua di Laut Cina Timur yang membentang hingga Palung Okinawa. Cina balik menuduh bahwa Jepang-lah yang memutarbalikkan konsensus pada 2008, saat kedua pihak bersepakat untuk bersama-sama mengembangkan sumber daya alam di wilayah tersebut.
"Jepang seharusnya menciptakan kondisi dan atmosfer yang baik untuk memulai kembali perundingan, yang dalam pandangan Cina adalah jalan terbaik untuk mengatasi sengketa," demikian pernyataan Kementerian.
Desakan Jepang muncul pada pekan ini di tengah kekhawatiran bahwa anjungan tersebut akan menyedot kekayaan alam berupa minyak dan gas dari wilayah Jepang. Menurut Jepang, Cina mulai mengeksplorasi Laut Cina Timur sejak dua tahun lalu. Pada 2012, pemerintah Jepang membuat Cina berang ketika Tokyo membeli beberapa pulau kosong yang disengketakan dari pemilik swasta.
Sebelum pembangunan anjungan itu, kapal patroli dan pesawat dari kedua negara saling membayangi wilayah tersebut, sehingga memicu kekhawatiran terjadinya konfrontasi dan bentrokan.
Menurut pejabat kementerian Jepang, landasan minyak tersebut dibangun di wilayah Cina, tepat bersebelahan dengan garis median yang membagi zona ekonomi eksklusif kedua negara. Jepang khawatir landasan-landasan itu akan menyedot ladang gas yang tumpang-tindih di garis median.
Tokyo juga khawatir landasan tersebut digunakan sebagai stasiun radar atau pangkalan bagi pesawat tanpa awak atau pesawat lain untuk mengawasi aktivitas udara dan laut di dekat rangkaian kepulauan sengketa, yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh Cina.
Menurut situs Badan Informasi Energi Amerika Serikat, Laut Cina Timur diperkirakan menyimpan 200 juta barel minyak dan 600 miliar kubik lebih gas alam.
Pada 2012, pemerintah Jepang membuat Cina berang ketika Tokyo membeli beberapa pulau kosong yang disengketakan dari pemilik swasta.
Sebelum pembangunan anjungan itu, kapal patroli dan pesawat dari kedua negara saling membayangi wilayah tersebut, sehingga memicu kekhawatiran terjadinya konfrontasi dan bentrokan.REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA