Kyaw Hla Aung, Mantan Politikus Myanmar: Kami Hanya Minta Hak sebagai Warga Negara
Salah satu tokoh terkemuka Rohingya, Kyaw Hla Aung, sudah akrab dengan penjara. Ia setidaknya sudah empat kali ditangkap dan harus mendekam di bui. Ia pernah ditahan pada 1986 akibat membela petani Rohingya yang tanahnya diserobot untuk pembangunan Universitas Sittwe. Penahanan berikutnya dilakukan saat dia nyaris menang pemilu dengan Partai Demokratik Nasional untuk Hak Asasi Manusia pada pemilu 1990. Dakwaan atas dua kasus tersebut hampir sama, yakni berserikat secara ilegal. Pria yang juga memiliki nama Mahamed Kasim ini baru bebas pada 1997.
Dua kali penahanan terhadapnya terjadi sebelum kerusuhan komunal pada 2012 yang menyebabkan lebih dari 190 orang tewas dan lebih dari 140 ribu orang terusir dari tanah dan rumahnya yang kemudian mengungsi, terutama warga Rohingya. Dua penahanan lainnya terjadi setelah insiden berdarah 2012, yakni tepat setelah kerusuhan. Tuduhannya, mengorganisasi massa yang menyebabkan konflik berdarah. Penangkapan serupa berulang setahun kemudian, dengan tuduhan senada. Ia baru bebas pada Oktober tahun lalu.
Pria Rohingya berusia 75 tahun ini memang bukan orang biasa. Dulu ia adalah pegawai pengadilan di Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine, Myanmar, hingga masa pensiunnya tiba. Ia kemudian menjadi pengacara yang getol membela hak-hak komunitas Rohingya. Ia pun kemudian menjadi Wakil Presiden Partai Nasional untuk Hak Asasi Manusia. Kini ia tak lagi beraktivitas banyak di ruang publik. "Bisa ditangkap lagi saya," ujar bapak tujuh anak ini.
Salah satu tokoh terkemuka Rohingya, Kyaw Hla Aung, sudah akrab dengan penjara. Ia setidaknya sudah empat kali ditangkap dan harus mendekam di bui. Ia pernah ditahan pada 1986 akibat membela petani Rohingya yang tanahnya diserobot untuk pembangunan Universitas Sittwe. Penahanan berikutnya dilakukan saat dia nyaris menang pemilu dengan Partai Demokratik Nasional untuk Hak Asasi Manusia pada pemilu 1990. Dakwaan atas dua kasus tersebut hampir sama,
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini