KANDAHAR -- Hanya dalam tempo dua minggu setelah pembunuhan Ahmad Wali Karzai, adik tiri Presiden Afganistan Hamid Karzai, Afganistan kembali dikejutkan oleh pembunuhan Wali Kota Kandahar Ghulam Haidar Hameedi.
Pelaku bom bunuh diri meledakkan bom di koridor dekat kantor Hameedi. "Pelaku membawa bom dengan sorbannya," kata Zalmay Ayoubi, juru bicara Pemerintah Kota Kandahar, kemarin.
Kepala Polisi Kandahar Abdul Razaq mengatakan saat itu Hameedi bertemu dengan sejumlah orang tua dari distrik Kandahar. Kemudian satu di antara mereka mendekati Hameedi dan meledakkan bom yang disimpan di sorbannya.
Dalam tempo beberapa jam, kelompok milisi Taliban mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Hameedi. Sebelumnya Taliban juga mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Wali Karzai.
Juru bicara Taliban, Qari Yousef Ahmadi, menjelaskan bahwa Hameedi telah memerintahkan penghancuran rumah-rumah penduduk karena diklaim ilegal oleh pejabat Kota Kandahar, dan dua anak tewas saat aksi pembongkaran rumah-rumah itu. Pembunuhan Hameedi dinilai sebagai aksi balas dendam.
Duta Besar Amerika Serikat yang baru bertugas untuk Afganistan, Ryan Crocker, serta Komandan Pasukan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengecam aksi pembunuhan Hameedi.
Hameedi, yang pernah tinggal di Amerika Serikat selama hampir dua dekade, kembali ke Afganistan setelah Taliban jatuh pada 2001. Ia adalah teman dekat Wali Karzai.
Pekan lalu, orang-orang lingkaran dalam Wali Karzai satu per satu dibunuh, yakni penasihat suku Jan Mohammad Khan, mantan Gubernur Uruzgan, serta seorang anggota parlemen yang tewas di rumah Khan di Kabul.
Tewasnya Wali Karzai dan Hameedi membuat kekuasaan di Kandahar kosong, dan situasi ini dinilai berbahaya. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan lebih dari setengah dari total target pembunuhan di Afganistan berada di Kandahar. THE GAZETTE I AL JAZEERA I MARIA RITA