maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Mayapada Hospital

Deteksi Dini Kanker Payudara

Jumat, 4 November 2022

Peluang kesembuhan 90 persen. #Infotempo

Ilustrasi kanker payudara.. tempo : 168626097247_

Sebanyak 70-80 persen pasien kanker payudara datang menemui dokter sudah dalam kondisi stadium lanjut. Padahal, jika terdeteksi lebih dini, peluang kesembuhan bisa melebihi 90 persen. 

Dokter Spesialis Onkologi Mayapada Hospital dr. Bajuadji, Sp.B(K)Onk, MARS mengatakan pasien yang datang mayoritas sudah stadium lanjut atau stadium 3 dan 4. “Sangat rendah kesadaran kita. Angka kesadaran soal cancer. Dibuktikan dengan angka kunjungan yang datang ke poli. Ini kenapa? Ada beberapa faktor penyebabnya,” kata dia.

Pertama, karena saat ini kanker payudara sudah ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, pasien berobat lebih berani dan datang ke pelayanan kesehatan. Angka kunjungan pun lebih meningkat. 

Kedua, pasien malu memeriksakan diri jika ada benjolan di payudara. Kemudian, pasien juga dipengaruhi oleh kesadaran, faktor pendidikan, dan faktor sosial budaya. 

“Hal ini membuat pasien umumnya tak tahu ini suatu tanda-tanda keganasan, apakah tanda-tanda tumor jinak, enggak tahu sama sekali,” ujarnya. 

Selain itu, terlambatnya pasien datang ke RS dan sudah terjadi keganasan adalah karena pasien sudah menggunakan atau memilih pengobatan herbal. Maka saat datang ke dokter karena tidak kunjung sembuh tetapi sudah terlambat. 

“Faktor lainnya karena menggunakan pengobatan alternatif atau herbal. Seringkali berobat ke sana misalnya ke sinshe atau akupuntur, harganya mahal juga. Belum lagi berbagai pulau tak peduli dengan adanya benjolan,” kata dia. 

Padahal, untuk mencegah terjadinya keparahan kanker payudara dibutuhkan deteksi dini. Sebelum memeriksakan diri secara medis, perempuan bisa mengecek sendiri secara mandiri dengan Sadari (periksa payudara sendiri). Selain itu, pemeriksaan medis bisa dilakukan dengan alat mammogram. 

Deteksi dini adalah cara paling tepat untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Deteksi yang paling gampang adalah dengan Sadanis (periksa payudara secara klinis). Adapun, standar WHO harus menggunakan alat mammogram.

“Sebelum pemeriksaan Sadari dan Sadanis, itu kita mesti tahu dulu gejala atau keluhan pada keganasan payudara,” kata Bajuadji. 

Menurutnya, gejala yang sering dialami pasien kanker payudara yakni 80 persen mengeluh ada benjolan. Bisa disertai rasa nyeri, bisa juga tidak disertai rasa nyeri atau benjolan di ketiak. 

Kemudian, keluar cairan dari puting susu bisa warna merah, darah, atau kuning, atau putih, atau bening, dan bentuk puting susu masuk ke dalam. Selanjutnya, ada perubahan bentuk dan permukaan dari payudara, bisa ukuran lebih besar dari payudara normal.

Umumnya payudara yang sakit lebih besar ukurannya. Ada luka di puting susu atau koreng atau borok. Di puting susu (areola) mirip lecet atau luka biasa. Juga l ada perubahan pada kulit payudara warna kemerahan, atau seperti gambaran kulit jeruk atau orange. “Kondisi ini jika ada luka, paling tidak sudah stadium 2-3 lanjut,” ujarnya. 

Adapun faktor risiko kanker payudara yakni penggunaan pengobatan hormon seperti KB pil, suntik, atau implan. Kemudian faktor risiko lainnya, pasien memiliki riwayat haid pertama kurang dari 10 tahun, menopause, anak pertama dilahirkan ibunya usia 35 tahun, perempuan yang tak pernah menyusui, perempuan tak pernah melahirkan atau punya anak, memiliki riwayat operasi payudara, dan genetik

“Perempuan yang mempunyai riwayat keluarganya, ada riwayat dengan keganasan, umumnya bisa memicu,” ujarnya. 

Jika masih stadium satu atau terdeteksi lebih ini peluang kesembuhannya bisa diatas 90 persen. Peluang kesembuhan stadium 2 yakni 70-80 persen. Kemudian untuk stadium 3 peluang kesembuhan 40-60 persen. Serta hanya 10-20 persen jika sudah stadium 4.

“Pada intinya tak bisa sembuh total. Semua cancer tak bisa sembuh 100 persen," kata dia.

Mayapada Hospital memiliki tim dokter ahli Konsultan Onkologi berpengalaman yang berkolaborasi melalui tumor board agar penanganan kasus pasien dapat dilakukan secara komprehensif sesuai dengan besar tumor dan kondisi pasien.

Tindakan pembedahan dengan kamar operasi tekanan negatif memberikan jaminan keamanan di tengah pandemi. Salah satu terapi pengobatan kanker payudara adalah operasi yang dinamakan mastektomi radikal.

Operasi mastektomi radikal adalah pengangkatan payudara yang terkena kanker dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pasca operasi adalah terjadinya limfedema yaitu pembengkakan karena penumpukan cairan pada anggota tubuh.

Untuk mencegah limfedema, tindakan Lymphatic Venous Anastomosis/Anastomosis vena limfatik (LVA) bisa dilakukan. LVA adalah tindakan intervensi bedah mikro advance di mana beberapa pembuluh limfatik dihubungkan (beranastomosis) ke vena kecil di dekatnya. Dengan menghubungkan pembuluh limfatik yang masih berfungsi ke vena kecil, LVA mencoba untuk melewati pembuluh limfatik yang rusak. 

Oncology Center Mayapada Hospital didekasikan untuk pencegahan, deteksi dini, diagnosis, terapi kanker, sampai perawatan berkelanjutan setelahnya. Tim Onkologi Center didukung oleh tim multidisiplin yang terdiri dari Dokter Bedah Onkologi, Dokter Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi, Dokter Onkologi Radiasi, Dokter Ginekologi Onkologi, dan spesialis lainnya sesuai dengan kebutuhan pasien. (*)

Newsletter

Dapatkan Ringkasan berita eksklusif dan mendalam Tempo di inbox email Anda setiap hari dengan Ikuti Newsletter gratis.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 8 Juni 2023

  • 7 Juni 2023

  • 6 Juni 2023

  • 5 Juni 2023


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan