maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


DKI Jakarta

Lima Tahun Transformasi Jakarta

Kolaborasi dengan seluruh elemen menjadi kunci penting membenahi Jakarta menjadi kota yang memegang prinsip berkelanjutan. #Infotempo

arsip tempo : 171170120323.

Infografis Transformasi dan Kolaborasi Jakarta Tahun 2017-2022.. tempo : 171170120323.

Anies Rasyid Baswedan menghadapi berbagai masalah pelik yang akut saat masuk ke Balai Kota DKI Jakarta pada 2017. Banjir, kemacetan, dan polusi hanya tiga dari sekian problem yang harus diatasi. Gubernur kelahiran 7 Mei 1969 ini menyadari, dibutuhkan upaya terpadu dari segenap elemen masyarakat. Maka, kolaborasi pun dijadikan tonggak dasar membenahi Jakarta.

Sumber daya kolaborator di kota ini, kata Gubernur Anies, sangat besar. Di Jakarta bertebaran para pakar dari universitas, sektor privat, internasional think-tank, hingga Non-Governmental Organization (NGO). “Maka dari itu, kita mengajak, mari bangun kota ini dengan kolaborasi. Alhamdulillah, kolaborasi itu disambut oleh pribadi-pribadi di Jakarta,” ujarnya.

Demikianlah, kota ini dibangun dengan semangat kolaborasi. Dari situ, lahir Plus Jakarta (+Jakarta), wadah penggerak untuk mewujudkan kolaborasi antarelemen masyarakat. Ide dari masyarakat diwujudkan dalam bentuk acara seni dan hiburan, edukasi, hingga kegiatan sosial. Terdapat enam kategori kolaborasi di +Jakarta, yaitu Environmental Resilience, Future of Work, Urban Regeneration, Innovation and Technology, Equality and Empowerment, Art and Culture. 

Kontribusi para kolaborator pada enam kategori itu sangat besar, bahkan termasuk saat penanganan pandemi Covid-19. Melalui Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB), kolaborator dapat berdonasi untuk mereka yang membutuhkan. Selama pelaksanaan KSBB 2020-2021, telah melibatkan 500 kolaborator, menghadirkan 2.000 kegiatan kolaborasi, dan diterima oleh 500.000 penerima manfaat atau 10 persen dari 4,7 juta warga rentan di Jakarta. 

Banyak lagi contoh keterlibatan masyarakat dalam kolaborasi membangun Jakarta. Misalnya kolaborasi dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) untuk memasang papan informasi di di beberapa halte Transjakarta sejak Agustus 2019. Kemudian kolaborasi dengan komunitas skateboard dan BMX untuk membangun skatepark di Taman Maju Bersama di sejumlah wilayah Jakarta.

Di sektor teknologi dan informasi, Pemprov DKI melalui Jakarta Smart City bekerja sama dengan banyak perusahaan digital startup untuk sama-sama memecahkan berbagai permasalahan di kota Jakarta. Untuk membina Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), Pemprov DKI berkolaborasi dengan Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak. Sedangkan Nodeflux membantu Jakarta ihwal teknologi membaca plat nomor kendaraan untuk penerapan E-tilang. 

Transformasi digital juga dihadirkan melalui situs jakarta.go.id dan aplikasi Jakarta Kini (JAKI). JAKI merupakan sebuah super-app yang berfungsi untuk mengintegrasikan informasi dan layanan publik di Jakarta, dengan menghadirkan fitur hasil kolaborasi bersama para kolaborator. Beragam informasi seputar program dan kebijakan Pemprov DKI Jakarta dapat diakses dengan mudah, cepat, efektif, efisien, dan termonitor hanya melalui ponsel pintar. Berkat terobosan ini, JAKI meraih medali emas untuk kategori sektor publik pada kompetisi teknologi dan inovasi tingkat Asia Tenggara di ASEAN ICT Awards (AICTA) 2021.

Antisipasi Banjir dan Bangun Kota Hijau

Salah satu permasalahan akut, yakni banjir, juga menjadi perhatian penting dalam kolaborasi. Jakarta Smart City bersama Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta mengembangkan Flood Control System dalam memetakan masalah banjir yang lebih akurat serta pengelolaan risiko banjir yang lebih terukur. 

Sistem pengendalian banjir ini berbuah manis berupa tiga penghargaan, yakni di ajang WSIS Prizes 2022, kemudian IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2022, dan IEEE Smart Cities Award 2022. Jakarta dinilai sukses berinovasi untuk sistem pengendalian banjir yang dapat membantu memprediksi potensi bencana sebelum terjadi dan mengoptimalkan pengendalian ketika terjadi bencana banjir.

Pemprov DKI Jakarta pun menjalankan program 942 sejak awal 2022, yaitu pembangunan infrastruktur untuk menanggulangi dan meminimalkan banjir dalam bentuk 9 polder, 4 retensi air, dan 2 kali/sungai. Program 942 merupakan langkah strategis dan terencana dalam penanganan serta pengendalian banjir (flood control). 

Selanjutnya, ihwal polusi dan kemacetan, Gubernur Anies menerbitkan Instruksi Gubernur No. 66 Tahun 2019 yang mencakup 7 inisiatif pengendalian kualitas udara, yakni Peremajaan dan Uji Emisi Kendaraan Umum; Penerapan Ganjil Genap, Tarif Parkir, dan Congestion Pricing; Perketat Uji Emisi dan Usia Kendaraan Pribadi; Mendorong Peralihan Moda, Peningkatan Kenyamanan, dan Fasilitas Pejalan Kaki; Perketat Pengendalian Sumber Polutan Tak Bergerak; Penghijauan pada Sarana dan Prasarana Publik; dan Mulai Beralih ke Energi Terbarukan.

Pemprov DKI menghadirkan pula bus listrik untuk Transjakarta, selain penataan transportasi publik terintegrasi antara Transjakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta dengan aplikasi JakLingko. Inovasi ini juga didapuk penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021, sehingga Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan penghargaan tersebut. Hal ini berkat program integrasi antarmoda transportasi publik yang dinilai sangat baik dan memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi masyarakat Jakarta.

Tom Tom Traffic Index bahkan mencatat penurunan kemacetan di Jakarta dari tahun ke tahun. Pada 2017 Jakarta berada di peringkat 4 kota termacet sedunia, lalu turun menjadi peringkat 7 pada 2018, peringkat 31 pada 2020, dan akhirnya peringkat 46 pada 2021. Sementara itu, jumlah masyarakat yang menggunakan layanan transportasi umum kian meningkat, dari 418 ribu lebih pada 2017 menjadi sekitar 1 juta penumpang pada 2020.

Gubernur Anies mengubah paradigma tentang penggunaan jalan yang sebelumnya diperuntukkan bagi kendaraan bermesin, kini lebih memuliakan pejalan kaki dan pesepeda. Pemprov DKI pun melebarkan trotoar di sejumlah kawasan, dari Jalan Sudirman hingga Kota Tua, di samping menyediakan jalur khusus untuk pesepeda dan penyewaan sepeda. Pemprov DKI juga terus memperbanyak ruang terbuka hijau di berbagai wilayah. Sejak 2018, telah dibangun dan direvitalisasi sebanyak 428 taman dan 48 hutan kota. Keberadaan taman-taman tersebut mudah dijangkau oleh warga dari tempat tinggalnya. 

Komitmen Pemprov DKI menjadikan Jakarta sebagai kota beremisi rendah bahkan meliputi institusi pendidikan. Salah satu program yang diwujudkan yaitu melalui pembangunan Sekolah Net Zero Carbon dengan empat sekolah yang menjadi pilot project. Sementara itu, hingga 2022, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Jakarta telah berhasil menghemat dana sebanyak Rp 705 miliar per tahun, dengan hasil pengurangan karbon dioksida sebanyak 13.025 ton, serta menggantikan 1,9 juta liter bahan bakar fosil. 

Masih banyak lagi capaian yang telah diraih Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Anies Baswedan, termasuk 23 penghargaan internasional dan 104 penghargaan di tingkat nasional sejak 2018.  Semua hal tersebut direalisasikan melalui kolaborasi dan inovasi. “Di Jakarta, inovasi muncul dari tiga level, yaitu gagasan, narasi, dan karya,” tuturnya. Keberhasilan membangun budaya inovasi di seluruh jajaran Pemprov DKI inilah yang menghasilkan transformasi Jakarta lebih baik. 

Pemprov DKI, Anies melanjutkan, akan terus membuka kesempatan kepada seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi. “Sudah disiapkan sebuah platform, yakni plus.jakarta.go.id, untuk menuangkan ide dan gagasan agar Jakarta makin maju,” ucapnya.

Karena itu, Anies berharap, pemimpin DKI Jakarta setelahnya akan terus melanjutkan pengembangan kota yang mengusung kolaborasi, kesetaraan, dan inovasi. Pasalnya, masih banyak target yang harus dicapai untuk menjadikan Jakarta lebih baik. 

“Mari kita teruskan kolaborasi dan jangan berhenti di sini. Perjalanan kita masih panjang ke depan. Jakarta memang punya masa lalu yang panjang, hampir lima abad usianya. Tapi, perjalanan Jakarta masih lebih panjang daripada masa lalunya. Kita berharap, kerja bersama ini kita jaga terus. Pemprov DKI Jakarta akan terus bermitra dengan bapak dan ibu semua,” pungkasnya. (*)

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 29 Maret 2024

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan