maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Kementan

Kementan Siapkan Benih Sumber Kedelai Yang Adaptif Lingkungan Tropis

Benih sumber kedelai hasil Balitbangtan dapat menghasilkan produk lebih banyak. Penyebaran dan pengembangan di berbagai wilayah dapat membantu pemenuhan kebutuhan kedelai nasional.

 

 

arsip tempo : 170186308663.

Salah seorang petugas menimbang benih kedelai untuk di pasarkan.. tempo : 170186308663.

Kementerian Pertanian menyiapkan benih kedelai sumber yang sudah adaptif terhadap berbagai kondisi agroklimat di lingkungan tropis. Peneliti ahli utama Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Balitbang Kementan, M Muchlish Adie, mengatakan benih sumber tersebut memiliki keunggulan yang mampu menghasilkan produk di atas rata-rata. Jika dikalkulasi, satu ton benih sumber kedelai untuk kebutuhan lahan seluas 20 hektare, atau 50 kg benih sumber per hektare.

"Selama ini setiap tahun kami menyebarkan 30 ton benih sumber kedelai berbagai varietas, untuk dikembangkan kembali para penangkar benih, sebelum menjadi benih siap tanam untuk kedelai konsumsi" ujar Muchlish, Jumat, 25 Februari 2022.

Ia optimistis target pemerintah memenuhi kebutuhan kedelai lokal dapat diwujudkan secara cepat, namun tetap bertahap. Asalkan, kata Muchlish, semua pihak ikut terlibat dan mendukung kemampuan bangsa sendiri dalam menghasilkan produksi berkualitas.

"Kedelai itu asal usulnya memang dari daerah sub tropis. Dari semua tanaman pangan, yang pertama di lepas itu kedelai tahun 1918. Sampai sekarang sudah hampir 100 tahun dan cocok sekali dengan kondisi Indonesia. Kami sudah mengembangkan 114 varietas kedelai yang cocok dengan kondisi iklim kita. Kalau banyak orang yang menilai hasilnya gagal karena kondisi sub tropis, saya kira itu salah besar," tutur Muchlish.

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Muchlish optimistis dengan pemetaan lokasi penangkar benih yang tersebar di beberapa propinsi mampu menyuplai benih. “Bulan Januari hingga Maret biasanya masa penyiapan benih. Nanti pada Juni/Juli puncaknya produksi kedelai. Sentra kedelai di 10 propinsi saya yakin bisa bagus produksinya,” ujar dia.

Muchlish menuturkan, untuk mendapatkan produksi kedelai yang optimal tergantung pada strategi populasi benih yang ditanam pada satu hektare lahan. Idealnya petani menanam dengan populasi 250 ribu tanaman dalam satu hektare. “Yang sering terjadi populasinya hanya 150 ribu tanaman, dan akhirnya tidak maksimal. Untuk itu kami dari Balitbangtan perlu melakukan pendampingan pada petani,” ujarnya. 

Keberadaan sumber benih mandiri memang diperlukan di sentra pertanian kedelai. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan pada benih luar daerah, serta kemampuan memenuhi kebutuhan lokal. "Kalau bisa setiap provinsi mampu menyediakan benih sendiri. Kita bisa kok menyuplai benih sumbernya. Kan kita punya BPTP di setiap provinsi yang selalu ada penangkarnya dan bisa menjadikan benih sumber," kata Muchlish.

Keberhasilan budidaya kedelai yang berkualitas tinggi, ia melanjutkan, juga perlu keterlibatan offtaker. Keberadaan offtaker yang akan membantu petani dan juga negara dalam mengelola pertanian khusus kedelai secara bagus. "Harus ada keterlibatan offtaker karena negara tidak memiliki banyak uang untuk benih BR (benih tanam konsumsi). Petani perlu diberikan jaminan harga yang baik sehingga terus bersemangat bertani. Pola tanam diatur dengan baik dan menguntungkan petani,” ucap Muchlish. (*)

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 6 Desember 2023

  • 5 Desember 2023

  • 4 Desember 2023

  • 3 Desember 2023


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan