Sharp Electronics Investasi Pabrik AC di Karawang
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyebut investasi sektor manufaktur terus tumbuh.
PT Sharp Electronics Indonesia (PT SEID) merealisasikan investasi sebesar Rp 640,2 miliar untuk lini produksi pendingin ruangan (AC) dengan kapasitas 1,2 Juta unit per tahun. Investasi baru ini diproyeksikan berpotensi menyerap 1.000 tenaga kerja.
“Realisasi investasi tersebut sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini sangat serius melakukan pengelolaan dan perbaikan iklim usaha industri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada saat peletakan batu pertama lini produksi AC PT Sharp Electronics Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Kamis, 24 Februari 2022.
Agus mengatakan impor produk elektronika sebesar US$ 25,25 miliar. AC menjadi produk dengan nilai impor tinggi sebesar US$ 495 juta.
Menurut Agus pemerintah berupaya mengurangi impor produk elektronika dengan mendorong substitusi impor. Untuk itu, kata dia, untuk menciptakan iklim investasi industri elektronika, pengendalian impor sektor elektronika perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan suplai di dalam negeri.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian
“Kami berharap dengan pengalaman Sharp di Indonesia sejak 1970, bisa menjadi pionir sebagai champion untuk dapat memanfaatkan dan menyerap secara maksimal bahan baku yang telah tersedia,” kata Agus.
Strategi tersebut, lanjut Agus, ditargetkan dapat meningkatkan nilai tingkat kandungan dalam negeri produk-produk Sharp di Indonesia. “Dan mengoptimalkan industri bahan baku nasional.”
Selama ini komponen AC, khususnya kompresor, berkontribusi besar kepada impor elektronik sebesar US$ 13,1 miliar. Agus mendorong produsen AC di Tanah Air dapat memproduksi kompresor untuk memenuhi kebutuha dalam negeri.
“Saya yakin market Indonesia cukup menarik. Untuk itu Saya memesankan kepada Sharp agar mempertimbangkan investasi kompresor atau mengajak mitra yang selama ini memasok agar berinvestasi di Indonesia,” ujar Agus.
Kementerian Perindustrian juga mendorong memaksimalkan penggunaan komponen pendukung seperti baja, tembaga, plastik dari dalam negeri agar utilitas industri diserap optimal.
Sebelumnya SEID memindahkan produksi mesin cuci full-auto top loading dari Thailand ke Indonesia pada 2019. Hal tersebut menunjukkan kontribusi Sharp dalam upaya meningkatkan trade balance produk elektronika Indonesia.
Agus berharap investasi Sharp mendukung upaya pemerintah mendorong pendalaman struktur industri elektronika nasional. “Saya berharap bahwa investasi tambahan dapat terus dilakukan,” tuturnya.