maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Coca Cola

Kolaborasi Multi-Stakeholders dalam Menyediakan Akses Air Bersih

Melalui Program Master Meter, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sulit tersentuh pelayanan perpipaan PDAM akhirnya bisa memperoleh akses air bersih.

arsip tempo : 171171231561.

Diskusi - Kolaborasi Multi-Stakeholders dalam Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih untuk Masyarakat, Rabu, 22 Desember 2021.. tempo : 171171231561.

Coca-Cola Foundation Indonesia didukung The Coca-Cola Foundation menjalin kerja sama dengan USAID IUWASH PLUS (Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene, Penyehatan Lingkungan Untuk Semua) menjalankan Program Master Meter, yakni menyediakan akses air bersih untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di dua kota besar, Surabaya dan Medan. Kolaborasi ini juga melibatkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta masyarakat setempat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Konsep Program Master Meter adalah memasang Master Meter, atau semacam meter induk, pada jalur perpipaan PDAM yang dekat pemukiman padat. Dari meter induk tersebut kemudian dibuat jalur pipa baru yang dapat mengalirkan air bersih ke setiap rumah yang menjadi peserta program. Besaran tarif kepada peserta jauh lebih kecil dibanding tarif untuk pelanggan reguler PDAM.

Program Master Meter ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, atau tinggal di permukiman yang tidak terjangkau perpipaan PDAM dan umumnya termasuk permukiman informal. Mayoritas adalah penduduk pendatang yang tidak memiliki legalitas kependudukan di kota tersebut.

Direktur Perkumpulan Arta Jaya, Armawati Chaniago, menjelaskan Program Master Meter adalah gabungan antara sistem perpipaan yang disediakan PDAM dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Artinya, perancangan jalur pipa hingga instalasi dari Master Meter ke rumah warga dilakukan bersama masyarakat setempat.

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) bertindak sebagai pengelola yang akan memungut tarif per bulan lalu membayarkan kepada PDAM. Pemeliharaan perpipaan ini menjadi tanggung jawab bersama.

“Jadi pertanggungjawaban masyarakat untuk Master Meter itu tanggung renteng. Untung sama-sama, rugi pun sama-sama. Makanya harus dipelihara bersama dan berkelanjutan," kata Armawati dalam webinar Tempo Sustainability Dialogue bertajuk 'Kolaborasi Multi-Stakeholders dalam Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih untuk Masyarakat', Rabu, 22 Desember 2021.

Ketersediaan akses air bersih memang harus dicapai secepatnya. Sebab, hal ini sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) yang menargetkan tercapainya akses air bersih untuk seluruh masyarakat Indonesia pada 2030.

Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia, Triyono Prijosoesilo, mengatakan program ini sejalan dengan visi perusahaan tersebut, yakni berkontribusi melalui Program Air untuk Masyarakat (Community Water Program) untuk menyediakan akses air bersih pada masyarakat. Ini sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo, ketersediaan air bersih sesuai SDG’s.

"Program ini terutama membantu masyarakat urban poor di kota-kota besar yang mungkin selama ini agak terlupakan. Masyarakat yang sebelumnya kesulitan mendapatkan air bersih, sekarang bisa mendapatkan akses air bersih dengan lebih mudah. Ini menjadi penting karena akses air bersih merupakan dasar terbangunnya masyarakat yang lebih sehat dan pintar," kata Triyono.

Koordinator Lintas Bidang Air Minum dan Sanitasi, Direktorat Perumahan dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Nur Aisyah Nasution, mengatakan, akses perpipaan di seluruh provinsi baru mencapai 20 persen. Sementara itu, masyarakat yang memperoleh akses air bersih baru sebesar 11 persen.

"Memang, 90 persen masyarakat telah mengakses air, tapi 70 persen dari hasil sumur gali. Sedangkan sesuai SDG’s, terminologi air bersih yakni yang layak minum. Air sumur tidak menjamin kebersihan air tersebut dari kontaminasi zat berbahaya," ujar Nur Aisyah.

Menurut dia, upaya penyediaan akses air bersih sulit dicapai, jika mengandalkan pemerintah semata. Terlebih, penyediaan perpipaan air bersih kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah melalui PDAM.

Karena itu, kolaborasi yang dijalankan Coca-Cola Foundation Indonesia didukung The Coca-Cola Foundation bersama USAID IUWASH PLUS dan stakeholders terkait sangat membantu percepatan pencapaian target.

Deputy Chief of Party, USAID IUWASH PLUS, Alifah Sri Lestari, sangat menyambut baik ketika The Coca-Cola Foundation ingin mendanai program ini di Surabaya dan Medan. Sebab, Program Master Meter merupakan terobosan dalam menyediakan air bersih untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Sistem ini sangat mungkin dikembangkan di kota-kota lain. Tentu harus dilakukan assessment dulu dengan kapasitas PDAM di daerah tersebut," katanya.

Menurutnya, terpilihnya dua kota tersebut, karena memiliki ciri yang sama sebagai kota besar. "Tipikalnya sama, besar, padat, dan banyak yang tinggal di kawasan kumuh, ilegal".

Di Surabaya masih ada 2 persen yang belum mendapat akses air bersih dari PDAM. Di Medan bahkan lebih rendah.

Dirut PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, Kabir Bedi, mengatakan saat ini jumlah pelanggan sebanyak 511.000 sambungan. “Cakupannya masih rendah, baru 37 persen,” katanya.

Sedangkan Surabaya sudah lebih berhasil dengan Program Master Meter. Menurut Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Arief Wisnu Cahyono, dari total sambungan PDAM sebanyak 595.000 rumah, telah terpasang 185 unit Master Meter.

Karena itu, Arief berharap program seperti ini akan terus berlanjut karena peminat yang mendaftar cukup tinggi. “Mungkin di masa depan kita bisa mereplikasi Program Master Meter ini,” ujarnya.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 29 Maret 2024

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan