Transparansi Harga untuk Meningkatkan Kepercayaan Konsumen

Jakarta — Brand tas traveler lokal Taylor Fine Goods (TFG) merilis kampanye Transparansi Harga Produk. Sebuah ide berani dari CEO dan Founder TFG Edwin Yanee untuk mendobrak permainan harga yang umum terjadi di berbagai merek dagang saat ini. 

Mengenal "price transparency" atau transparansi harga adalah istilah bisnis yang mengacu pada informasi yang terbuka dan jelas tentang harga produksi suatu produk dari merek tertentu. Bentuk dari transparansi harga tersebut adalah konsumen akan diberi tahu biaya modal, material, pemasaran, manajemen, distributor, hingga keuntungan bersih dari setiap produk tersebut. 

Dengan begitu, konsumen akan paham berapa biaya akurat dari harga produksi vs harga jual produk yang ditawarkan. Ini memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan pembelian berdasarkan informasi dapur produksi yang sangat esensial.

Taylor Fine Goods (TFG) brand aksesoris traveling yang sudah berdiri sejak 2012, menjadi pioner produk tas bermerek yang menjalankan kampanye transparansi harga dengan tujuan keterbukaan pada konsumen, memastikan konsumen mendapat harga yang adil dalam transaksi produk-produk tas favoritnya. Edwin Yanee melalui TFG berkomitmen untuk menjaga kepercayaan konsumen dengan transparansi harga.

“Kami ingin bersikap jujur dan transparan tentang value yang sebenarnya dari produk kami. Bagaimana kami menghargai dan menggaji para pengrajin kami, bagaimana kami berbagi dengan partner reseller kami, hingga seberapa banyak kami mengambil keuntungan yang wajar.”, ujar Edwin Yanee, Founder dan CEO TFG.

Aplikasi transparansi harga TFG berupa 'keterbukaan' yang tertera pada semua label harga produk. Pada label harga bukan hanya menunjukan harga jual akhir seperti merek dagang lainnya, tapi juga memuat informasi tentang berapa biaya bahan baku, tenaga kerja, harga pokok penjualan, margin pengecer, distribusi, manajemen, netto, pajak, dan presentasi kenaikan harga jual akhir.