maaf email atau password anda salah


Kementerian Perdagangan

Startup Indonesia Sukses Ekspor Produk Perikanan ke Kanada

Perusahaan ini memberdayakan 20 ribu nelayan di 30 titik lokasi. Semuanya tersebar di 13 provinsi.

arsip tempo : 171404374120.

Pelepasan produk ekspor “Aruna Crab Premium” di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu 24 November 2021.. tempo : 171404374120.

Sidoarjo –  Sebuah perusaan rintisan Indonesia bidang perikanan berhasil menembus pasar Kanada. Mereka mengirimkan produk perikanan tangkapan nelayan dengan nilai mencapai USD 800 ribu.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi mengatakan perusahaan rintisan yang digawangi anak muda ini tidak hanya sukses menembus pasar mancanegara dengan merek sendiri.

“Tapi juga telah memberdayakan nelayan-nelayan kecil agar mereka dapat terhubung dengan rantai pasar global maupun domestik, dengan menerapkan prinsip-prinsip berkeadilan,” ujar Didi saat seremoni pelepasan produk ekspor di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu 24 November 2021.

Acara pelepasan juga dihadiri Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Artati Widiarti. Pelepasan ekspor dilakukan di Nirwana Segara Safe n Lock Warehouse, Sidoarjo Jawa Timur.

Didi Sumedi, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional

Ekspor dilakukan oleh perusahaan rintisan teknologi yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan, PT Aruna Jaya Nuswantara. Perusahaan ini melepas produk bermerek sendiri “Aruna Crab Premium”. Ekspor kali ini tujuan Kanada sebanyak 1 kontainer 40 feet.

Perusahaan ini memberdayakan 20 ribu nelayan di 30 titik lokasi. Semuanya tersebar di 13 provinsi. Perusahaan ini juga membangun platform digital untuk mendata hasil tangkapan agar nelayan mendapatkan harga yang transparan dan hasil laut yang dapat dilacak.

Didi melanjutkan, nilai ekspor Indonesia di masa pandemi ini justru menunjukkan grafik yang terus meningkat.  Ekspor  Indonesia  pada  Oktober  2021  juga memecahkan  rekor  tertinggi sepanjang sejarah yaitu mencapai USD 22,03 miliar.

Selain itu, hampir seluruh negara tujuan utama dan seluruh produk utama sektor nonmigas juga tumbuh positif selama periode Januari--Oktober 2021, termasuk produk perikanan.

Menurut Didi, momentum pemulihan ekonomi ini berhasil dimanfaatkan dengan baik. Terbukti nilai ekspor dari bulan ke bulan menunjukkan pergerakan yang kian positif. “Untuk sektor perikanan kita juga mencatat peningkatan yang signifikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, produk perikanan adalah salah satu unggulan ekspor nonmigas. Jaminan kualitas dan ketertelusuran sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing. “Dengan pendekatan keteknologian akan semakin menjawab tuntutan konsumen akan produk yang sustainable dan memenuhi fairtrade,” lanjut Didi.

PT Aruna Jaya Nuswantara mengekspor hampir 70 persen produknya berupa lobster, kepiting, rajungan, tuna, mackerel, red snapper, udang vaname dan lainnya. Dengan tujuan pasar Amerika Serikat, RRT, Singapura, Jepang, Timur Tengah dan Kanada. Seluruh produk Aruna telah memenuhi standar pasar internasional seperti HACCP, CPIB dan telah menerapkan pengelolaan perikanan yang ramah terhadap ekosistem kelautan.

Adapun total ekspor dengan merek sendiri ke pasar Kanada saat ini telah mencapai USD 34 juta. Dengan estimasi total nilai ekspor mencapai USD 6-7 juta per tahun. Perusahaan ini mengekspor produk kepiting, udang, dan tuna senilai USD 30 – 40 juta pertahun ke pasar Amerika Serikat dan lobster ke pasar Tiongkok sebesar USD 8,5 juta per tahun.

Chief Sustainability Officer PT Aruna Jaya Nuswantara, Utari Octavianty mengatakan saat ini kesanggupan pasok ke pasar Kanada sekitar 1-2 kontainer per bulan. Itupun hanya mampu memenuhi sepertiga permintaan pembeli yang sudah ada. “Angka ini akan terus berkembang seiring dengan target penambahan titik nelayan menjadi 65 di tahun 2022, serta pembukaan kantor operasional di Amerika Utara,” kata dia.

Selain memberdayakan ribuan nelayan, PT Aruna Jaya Nuswantara juga mempekerjakan para istri nelayan sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka. Para istri nelayan membantu mengupas, membersihkan dan menimbang hasil tangkapan. Sehingga mereka dapat memiliki pendapatan tambahan.

Utari melanjutkan, ini adalah wujud komitmen perusahaan untuk menambah ekspor komoditas perikanan demi meningkatkan kesejahteraan nelayan. “Kami menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar global melalui inovasi teknologi dengan berfungsi sebagai one stop shop dan agregator supply chain end-to-end,” ujarnya.

Didi mengapresiasi hal tersebut. Ia berharap semakin banyak pelaku ekspor muda dan rintisan tanah air menggarap pasar ekspor dengan produk Indonesia yang berkualitas, memadukan teknologi dan digitalisasi. “Dengan terus mengembangkan semangat keberlanjutan dan keberadilan, sehingga dampak ekonomi pun semakin merata,”  pungkas Didi.

Berdasarkan  data  Kementerian  Perdagangan,  ekspor  produk  perikanan  Indonesia  ke  pasar  global periode   Januari--September   2021   tercatat   sebesar   USD   2,48   miliar   atau   meningkat   4,53   persen dibandingkan  periode  yang  sama  tahun  sebelumnya.  Negara  tujuan  ekspor utama  produk  perikanan Indonesia  antara  lain  Amerika  Serikat  pangsa  37,65  persen,  Tiongkok  (20,57  persen),  Jepang  (10,93 persen), (Vietnam 3,73 persen), dan Malaysia (3,73 persen).

Konten Eksklusif Lainnya

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024

  • 23 April 2024

  • 22 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan