maaf email atau password anda salah


Bukit Asam

Beyond Coal, Transformasi Bukit Asam Menuju Perusahaan Energi dan Kimia Kelas Dunia

Perseroan menargetkan 50 persen pendapatan perusahaan dari bisnis energi pada 2026.

arsip tempo : 172809649845.

Ilsutrasi tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA).. tempo : 172809649845.

Memasuki usia 40 tahun pada 2021 ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersiap memulai transformasi menuju perusahaan energi dan kimia berkelas dunia. Beyond Coal, adalah tagline sekaligus  spirit baru perusahaan,  menjadi panduan bagi PTBA menjalani transformasi di era yang penuh disrupsi saat ini.

Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengungkapkan Beyond Coal adalah tagline perusahaan untuk memasuki era baru yang tak lagi hanya sekedar perusahaan tambang, tetapi akan sepenuhnya bertransformasi menjadi perusahaaan energi dan kimia.

Bukit Asam sendiri punya perjalanan panjang dalam sejarah tambang Indonesia. Dahulu, perusahaan BUMN ini punya nama cukup panjang, PT Tambang Batubara Bukit Asam, lalu kemudian namanya berubah menjadi PT Bukit Asam. Sekarang, adalah momen bagi PTBA untuk masuk ke masa depan

Suryo Eko Hadianto, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Bila sebelumnya, PTBA hanya berbisnis menambang batu bara, lalu menjualnya, kedepannya perusahaan bersiap masuk ke industri hilir seperti pembangkit listrik dan juga energi baru terbarukan yang merupakan masa depan energi dunia. 

Bagi PTBA, tagline Beyond Coal merupakan semangat transformasi ke energi baru terbarukan sesuai kesepakatan Paris Agreement. “Ini tanggung jawab perusahaan untuk menyelamatkan kehidupan dan lingkungan hidup di masa mendatang,” kata Suryo.

Secara filosofis dan strategis, PTBA telah menyusun tahapan menuju perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang akan memperhatikan kelestarian lingkungan. “Kita bagi dalam beberapa step yang saya sebut sebagai pemberhentisan, agar kita tidak lari kemana-mana,” ujar Suryo yang merupakan sarjana matematika UGM ini.

Pada 2026, atau lima tahun ke depan, capaian itu akan ditandai dengan  porsi revenue dari lini bisnis energi akan mencapai 50 persen. Perusahaan, kata Suryo masih tetap jualan batu bara, namun pendapatan perusahaan juga akan masuk dari jualan listrik. “Ini adalah destinasi pertama kami,” kata Suryo yang telah berkarir di Bukit Asam selama 30 tahun.

Salah satu upaya PTBA untuk menjadi perusahaan energi adalah dengan membangun pembangkit listrik mulut tambang PLTU. Dari bisnis pembangkit ini, perusahaan akan mendapatkan keuntungan end to end, mulai dari tambang hingga ke listrik yang dihasilkan pembangkit.

Menurut Suryo ini adalah cara transformasi PTBA yang tidak asal lompat tapi tetap mengamankan core bisnis perusahaan yang selama ini sudah berjalan. Salah satu proyek terdekat, PLTU Sumsel 8 diproyeksikan pada triwulan I 2022 sudah masuk ke dalam jaringan transmisi PLN.

Di sektor energi baru terbarukan, PTBA juga telah memulai mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS. Transformasi ini dilakukan secara hati-hati dengan tetap meperhatikan kekuatan yang menjadi modal utama PTBA.

Ilustrasi alat berat yang digunakan di area tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Suryo mengungkapkan di atas lahan-lahan bekas tambang yang menjadi aset perusahaan akan disulap menjadi PLTS. Transformasi ke sektor energi baru terbarukan ini akan dilakukan secara terukur. Perusahaan telah merintis PLTS di sejumlah wilayah di Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat untuk memompa air guna keperluan irigasi masyarakat.

PTBA juga telah melakukan pilot project pembangunan PLTS dengan AP2 di Bandara Soekarno Hatta yang telah COD pada Oktober 2020 yang lalu. Perseroan juga telah bersiap mengembangkan bio fuel dengan memanfaatkan lahan eks tambang sebagai perkebunan sawit.    

Pada saat yang sama, PTBA juga telah memulai pengembangan DME atau Dimethyl Ether sebagai alternative pengganti Liquified Petroleum Gas atau LPG yang amat bergantung dengan impor. “DME ini kita bicara soal kemandirian bangsa,” katanya.

Perjanjian induk pengembangan DME telah diselesaikan oleh Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI). Proyek DME ini adalah upaya negara untuk lepas dari ketergantungan dari impor LPG.

Suryo menegaskan PTBA dalam operasionalnya selalu memadukan aspek profit, planet, dan people. Perusahaan, kata dia, harus membawa peradaban dan kesejahteraan bagi masyarakat dan daerah tempat operasional perusahaan. 

Selama pandemi, Perseroan memberikan bantuan kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi baik berupa uang, obat-obatan, pembagian alat kesehatan, fasilitas rumah sakit yang totalnya senilai lebih dari Rp 30 miliar

PTBA juga ikut membangun visi Tanjung Enim sebagai kota wisata. Sejumlah destinasi dibangun oleh perusahaan, seperti kebun binatang dan museum tambang batu bara terlengkap di Asia Tenggara. Sebuah museum kekinian yang dekat dengan anak muda yang memberi rekam jejak sejarah Tanjung Enim. Perseroan turut mengubah wajah Tanjung Enim menjadi lebih tertata dan bersih.  

Konten Eksklusif Lainnya

  • 5 Oktober 2024

  • 4 Oktober 2024

  • 3 Oktober 2024

  • 2 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan