maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Upaya Sekolah Tekan Risiko Penurunan Pembelajaran saat Pandemi

Sejumlah sekolah dan guru berinovasi untuk melawan ancaman penurunan hasil belajar siswa akibat pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.

arsip tempo : 171386530642.

Ilustrasi belajar daring di rumah.. tempo : 171386530642.

Jakarta – Pembelajaran jarak jauh telah berjalan lebih dari satu tahun ajaran di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Secara umum, pembelajaran jarak jauh baru sebatas memindahkan pembelajaran konvensional atau tatap muka di kelas menjadi pembelajaran secara daring atau sekadar memberi tugas yang dikirim lewat aplikasi percakapan daring. Kondisi tersebut dikhawatirkan terjadi penurunan pembelajaran atau learning loss.

Wakil Kepala Humas, SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan Sri Hartuti mengatakan dalam pembelajaran daring mempunyai kelemahan tersendiri. Walaupun telah menggunakan berbagai macam aplikasi untuk menunjang pembelajaran daring, ia menyebut, kurang terjadinya interaksi antara peserta didik. Bahkan terkadang, materi pelajaran yang disampaikan tidak optimal.

Sehingga ia menuturkan, ada peserta didik yang mengalami penurunan pembelajaran akibat tidak berjalan seperti biasanya. Kami memberikan 2 macam pembelajaran secara luring dan daring. Peserta didik yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara daring, kami arahkan untuk ke sekolah dan diberikan beberapa tugas. Dan sebaliknya untuk peserta didik yang tidak bisa mengikuti pembelajaran luring, wajib mengikuti pembelajaran secara daring. Jadi seimbang,” kata dia kepada Tempo, Kamis 29 Juli 2021.

Sri mengatakan, padahal pihaknya sebisa mungkin mengatasi kendala yang dialami siswa dalam menjalankan pembelajaran secara daring. Salah satunya dengan berbagi gawai dengan teman sekelas yang berdekatan, dan memberikan dukungan untuk pembelian kuota internet apabila tak mampu. Adapun dananya diambil dari bantuan operasional sekolah (BOS) yang diberikan pemerintah.

Guna mengurangi penurunan pembelajaran yang dialami peserta didik, SMAN 2 Bengkulu Selatan mendorong orang tua turut berperan aktif di rumah untuk mendukung pembelajaran anak pada masa pandemi Covid-19. “Kami perlu dorong lagi, tapi kami tak bisa memaksakan,” ujarnya.

Berbeda dengan SMAN 2 Bengkulu Selatan, SMAN 8 Bandung, Jawa Barat dalam melakukan pembelajaran daring tidak banyak mengalami masalah. Hanya saja, pada awal pandemi ada siswa yang terkendala tidak memiliki gawai, para peserta didik berinisiatif urun dana untuk membantu sejawatnya. Sehingga saat ini tak ada kendala berarti. “Semua berjalan seperti biasanya, lancar-lancar aja,” kata Guru Biologi SMAN 8 Bandung Upon Purnamasari, kepada Tempo, Ahad, 31 Juli 2021.

Guna mengurangi risiko penurunan pembelajaran, Upon menuturkan, pihaknya melakukan inovasi pembelajaran. Jadi para peserta didik tidak hanya melaksanakan pembelajaran daring dengan metode pembelajaran konvensional, namun dilakukan secara interaktif antar guru dan siswa. Dengan keterbatasan waktu melakukan metode pembelajaran jarak jauh, pihaknya pun melakukan penyesuaian materi yang diberikan kepada anak-anak. “Agar imun mereka tetap terjaga ketika situasi pandemi ini,” ucapnya.

Agar siswa tak jenuh dengan kelas daring, SMAN 8 Bandung mengkombinasikan pembelajaran jarak jauh dengan metode pembelajaran project based learning. Upon menjelaskan, para peserta didik diminta menganalisis permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya. Kemudian disesuaikan dengan bahan ajar, dan sebisa mungkin para anak bisa mengajukan solusi yang dapat diaplikasikan pada persoalan tersebut. Sehingga, hal ini dapat merangsang pola pikir anak untuk dapat berpikir kritis dan peduli dengan sekitarnya. “Hasilnya pun alhamdulillah di luar ekspektasi kita,” kata Upon.

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Sekolah SDN 01 Indrasari Martapura, Kalimantan Selatan Yayuk Hartini, mengatakan memang terkait penurunan pembelajaran yang dialami peserta didik terjadi di banyak sekolah di Indonesia, termasuk di tempatnya. Sehingga, pihaknya terus berusaha mengoptimalkan pembelajaran dengan berbagai macam terobosan, seperti memberikan akses buku di sekolah kepada siswa melalui “perpustakaan pandemi” dimana siswa dapat mengakses materi literasi melalui orang tua yang pinjam langsung ke sekolah atau guru sesekali mengantarkan buku yang diperlukan langsung ke rumah siswa.

“Dengan cara tersebut kami berharap perpustakaan tetep bisa di akses dan memberikan yang terbaik untuk anak,” ujar dia.

Pengamat pendidikan, Itje Chodidjah, mengatakan hingga kini para guru masih terus melakukan penyesuaian dalam metode pembelajaran daring. Namun setelah pandemi berjalan lebih dari setahun, ia menyebut penurunan pembelajaran yang dialami peserta didik telah mulai berkurang. Hal itu diakibatkan telah terjadi perbaikan metode belajar, dengan banyak guru yang mulai menguasainya. “Karena sudah banyak guru-guru yang mulai nyaman belajar online dalam menggunakan aplikasi tersedia,” kata dia kepada Tempo, Kamis, 29 Juli 2021.

Dalam mengurangi terjadinya penurunan pembelajaran, Itje menyarankan, untuk semua pihak seperti sekolah, dinas pendidikan, dan orang tua untuk berkolaborasi. Proses pembelajaran hal utama yang harus diperhatikan. “Jadi jangan buru administrasi, tapi liat kepentingan anak-anak. Kalau kepentingan administrasi tidak ada selesainya karena akan menuntut yang sempurna,” ungkapnya.

Lalu untuk orang tua, kata Itje, harus dapat bekerja sama dengan sekolah, dengan memberikan pendampingan saat melakukan belajar daring. Ini menjadi penting, karena guru tak dapat mengawasi para peserta didik saat pembelajaran jarak jauh. “Kerja sama dengan orang tua harus digalakan, karena orang tua yang memegang peran penting mendampingi anak saat melakukan pembelajaran daring dirumah”

Terkait wacana pelaksanaan belajar tatap muka terbatas, menurut Itje, masih tetap diperlukan. Namun dengan catatan, hal itu dilakukan dalam kondisi aman dari penyebaran virus corona. Sebab, pembelajaran jarak jauh tak bisa menggantikan interaksi sosial yang dialami peserta didik dan guru.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 23 April 2024

  • 22 April 2024

  • 21 April 2024

  • 20 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan